Puluhan Ribu Ton Gula di Jatim Belum Terserap, Ini Langkah Khofifah

Puluhan Ribu Ton Gula di Jatim Belum Terserap, Ini Langkah Khofifah

Faiq Azmi - detikJatim
Sabtu, 06 Sep 2025 16:35 WIB
Gubernur Khofifah Indar Parawansa
Gubernur Khofifah Indar Parawansa/Foto: Faiq Azmi/detikJatim
Jakarta -

Sebanyak 74.700,386 Ton Gula di Jatim tidak terserap. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku terus berkoordinasi dengan Danantara terkait solusi puluhan ribu gula di Jatim yang belum terserap di pasar.

"Kita sudah komunikasikan dengan Danantara, itu akan menyiapkan anggaran Rp 1,5 triliun untuk menyerap tebu rakyat," kata Khofifah, Sabtu (6/9/2025).

Khofifah memastikan, Pemprov Jatim akan terus menjembatani komunikasi antara petani tebu dengan Danantara terkait rencana pembelian gula di Jatim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi komunikasi ini sudah cukup lama, dari berbagai titik juga sudah dilakukan. Jadi misalnya yang sangat pro aktif kapan hari itu di Lumajang, jadi Lumajang langsung bisa terserap di hari itu," bebernya.

ADVERTISEMENT

"Jadi memang sekarang semua kita komunikasinya harus sangat intensif dan kita harus memastikan bahwa logistik masyarakat ter-supply dengan baik, lalu sesuai dengan HET atau HPP jangan sampai merugikan petani," tandasnya.

Berdasarkan data APTRI Jatim, gula petani di Jawa Timur yang belum terserap masih di angka 74.700,38 Ton. Gula-gula tersebut saat ini berada di gudang-gudang pabrik gula di beberapa daerah. Mayoritas di wilayah Tapal Kuda Jember, Lumajang, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi.

Sekjen DPP Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Sunardi Eko Sukamto mengatakan, para petani tebu di Jatim sudah tidak bisa menjalankan operasional akibat gula yang menumpuk di gudang. Saat ini, ada 76.700 ribu Ton gula petani tidak terserap di Jatim.

"Kami sudah kewalahan luar biasa. Jadi sulit meneruskan tebang angkut dan pembiayaan di kebun kami sudah putus-putus bahkan beberapa pabrik gula (PG) ini sudah tidak bisa giling sebagian dan sisi lain gudang gulanya juga penuh karena gula tidak keluar," kata Sunardi di Surabaya, Jumat (15/8/2025).

Sunardi menunggu janji Menteri Pertanian yang akan membantu menyerap gula petani. Salah satunya dengan pencairan dana sebesar Rp 1,5 Triliun dari Danantara ke Sinergi Gula Nusantara (SGN) dan Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) untuk membeli gula petani.

Namun, bila janji dari pemerintah melalui Danantara tidak terealisasi, maka Sunardi memastikan petani tebu di Jatim akan mogok massal dan menggelar aksi demonstrasi.

"Kalau dana itu tidak cair dan pemerintah tidak serius merawat petani, maka Indonesia hanya mimpi swasembada gula karena pemerintah tidak serius menangani petani," tegasnya.

"Dan jika anggaran Rp 1,5 Triliun yang dijanjikan tidak terealisasi, mungkin kami tidak menanam tebu, dan kami lakukan aksi demonstrasi besar-besaran, kami petani tebu akan mogok massal," tambahnya.

Sunardi menyebut seluruh DPC APTRI di Jawa Timur satu suara menuntut pemerintah segera bertindak sesuai janji-janjinya ke petani tebu.

"Selama 8 periode panen kami tidak cair hingga gula menumpuk di gudang. Kami harap penyelesaian konkret dari bulan Agustus sampai November ini ada dari pemerintah untuk menyelesaikan secara tuntas bahwa program pemerintah menuju swasembada gula tahun 2027," jelasnya.

"Kami harap program ini lancar dengan support ke seluruh petani di Indonesia. Kami minta pemerintah melindungi hilir kami bahwa wujudnya ini berupa gula. Gula kami adalah gula kristal putih, yang notabene adalah gula konsumsi. Kami berharap negara harus bijak hadir membela kami gula konsumsi harus bisa diserap pasar apapun fakta yang terjadi," tandasnya.




(faa/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads