Kemarau Bikin Perajin Layangan di Mojokerto Kebanjiran Berkah

Kemarau Bikin Perajin Layangan di Mojokerto Kebanjiran Berkah

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Rabu, 02 Jul 2025 06:30 WIB
Riyadi, perajin layangan lipat pantai di Mojokerto yang kebanjiran berkah selama musim kemarau.
Riyadi, perajin layangan lipat pantai di Mojokerto yang kebanjiran berkah selama musim kemarau. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Musim kemarau dan libur sekolah menjadi berkah bagi perajin layangan di Mojokerto. Perajin layangan berbahan kain peles ini mulai kebanjiran pesanan.

Salah satu perajin layangan yang merasakan itu adalah Riyadi alias Bang Sarip (44) di Perumahan Abadi Megah Regency, Dusun Kalijaring, Desa Mlirip, Jetis, Mojokerto.

Dibantu istri dan anak keduanya, bapak 3 anak ini mulai menggarap layangan lipat pantai pesanan dari berbagai daerah di tanah air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pesanan mulai masuk akhir bulan ini, 200 layangan, kebanyakan dari Sumatera," kata Riyadi kepada wartawan di rumahnya, Rabu (2/7/2025).

Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, order layangan bikinan Riyadi datang dari Yogyakarta, Bali, NTB, NTT, Sumatera hingga Papua. Khususnya daerah-daerah yang banyak wisata pantai.

ADVERTISEMENT

Bahkan, 3 tahun lalu dia harus mengerjakan 1.000 buah layangan per minggu selama kemarau Juni hingga November.

"Kami produksi layangan printing dan sablon berbahan bambu petung dan kain peles," terangnya.

Bisnis layang-layang lipat pantai ini ditekuni Riyadi sejak 2018. Biaya produksinya bisa ditekan karena sehari-hari dia dibantu istrinya, Sulasih (34) dan anak keduanya, M Risky Afriliansah (16).

Riyadi, perajin layangan lipat pantai di Mojokerto yang kebanjiran berkah selama musim kemarau.Riyadi, perajin layangan lipat pantai di Mojokerto yang kebanjiran berkah selama musim kemarau. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)

Corak layangannya pun beragam mengikuti motif film kartun yang sedang viral. Misalnya gambar Transformers, Captain Amerika, burung hantu, atau harimau.

"Belajarnya autodidak, termasuk membuat kerangka harus seimbang hanya pakai feeling (perasaan)," ujarnya.

Produksi layangan ini diawali dengan membuat kerangka layangan berbahan bambu petung. Riyadi memilih bambu jenis ini karena ukuran setiap ruasnya lebih panjang dibandingkan bambu yang lain. Kerangka layangan dibuat berdiameter 3 mm.

Baru lah kain peles dipasang pada kerangka menggunakan lem khusus. Sehingga tidak mudah lepas saat diterpa angin.

Motif pada kain dibuat dengan 2 metode, yaitu dengan cara printing atau sablon. Terakhir, Riyadi memasang benang pada sisi atas dan bawah kerangka.

Ukuran layangan yang diproduksi oleh Riyadi hanya 2 macam. Yaitu 45x75 cm dan 90x120 cm.

Meski hanya dengan tenaga 3 orang Riyadi mampu menuntaskan 200 pcs layangan hanya dalam 4 hari. Rata-rata setiap layangan butuh waktu produksi sekitar 30 menit.

"Saya melayani grosir. Layangan printing ukuran 90x120 cm harganya Rp 50-55 ribu, ukuran 45x75 cm Rp 10.500. Kalau layangan sablon 45x75 cm Rp 8.500," tandasnya.




(dpe/hil)


Hide Ads