Beras Biofortifikasi Skala Industri Pertama asal Banyuwangi Diluncurkan

Beras Biofortifikasi Skala Industri Pertama asal Banyuwangi Diluncurkan

Eka Rimawati - detikJatim
Kamis, 26 Jun 2025 06:30 WIB
Peluncuran Sunwangi bersamaan dengan panen di Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi.
Peluncuran Sunwangi bersamaan dengan panen di Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
Banyuwangi -

Setelah melewati proses penelitian selama 1 tahun, ekosistem beras biofortifikasi berskala industri pertama di Indonesia resmi diluncurkan. Namanya Sunwangi.

Sunwangi atau Sun Rice of Java Banyuwangi adalah beras biofortifikasi bernutrisi tinggi hasil budidaya benih padi yang telah ditingkatkan kandungan gizinya dengan aneka vitamin dan mineral, seperti Vitamin A, B1, B3, B12, B9 (asam folat), zat besi, dan zinc.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestoliandani meluncurkan beras ini pada saat Panen Raya padi biofortifikasi di Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh pada Kamis (26/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyuwangi wajib patut bersyukur menjadi lokasi pilot project terkait pengembangan beras biofortifikasi. Apalagi dalam ekosistemnya kami didukung banyak pihak, sehingga tidak hanya bermanfaat di sektor pertanian tapi juga berdampak pada sektor kesehatan, ekonomi, dan penurunan kemiskinan," ujar Ipuk.

Dia mengatakan selain peningkatan gizi masyarakat secara luas, program ini juga dapat mendukung stabilitas harga. Dia targetkan pada 2026 luasan lahan budidaya Sunwangi mencapai 500 hektar.

ADVERTISEMENT

"Semoga program ini terus sustain, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat Banyuwangi. Apalagi secara nutrisi kandungan nutrisinya tinggi," lanjut Ipuk.

Beras Sunwangi merupakan budidaya varietas padi yang diperkaya dengan zat besi (Fe) dan zinc (Zn)-dua mikronutrien penting untuk tumbuh kembang anak, kesehatan ibu, dan mencukupi kebutuhan gizi masyarakat.

Pada tahap awal, ekosistem ini diuji di lahan seluas 5 hektar menggunakan varietas Nutrizinc, yang memiliki kandungan zat besi dan zinc 25-50 persen lebih tinggi dibandingkan padi biasa.

Usai Nutrizinc menunjukkan hasil gizi yang tinggi, di tahap selanjutnya dikembangkan varietas benih yang telah disempurnakan seperti IPB 9G dan IPB 15S, sekaligus menjajaki varietas padi biofortifikasi lainnya dengan kandungan gizi tinggi.

Varietas-varietas ini menggabungkan kandungan mikronutrien yang tinggi dengan hasil panen yang lebih baik, sehingga produksi padi lebih banyak yang umumnya produksi padi antara 6-7 ton per hektare, dengan varietas ini mencapai 11 ton per hektare.

"Ini merupakan beras yang tak hanya lebih bergizi, tetapi juga memberdayakan petani lewat produktivitas yang lebih tinggi," jelas Guru Besar IPB Hajrial Aswidinnoor, yang juga penemu varietas-varietas biofortifikasi.

Ekosistem Sunwangi merupakan kolaborasi multipihak mulai dari pemerintah, akademisi, praktisi, perbankan, swasta, dan petani.

Pemkab sebagai orkestrator, Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai pengembang benih biofortifikasi dan mitra riset seperti Pandawa Agri Indonesia (PAI) penyedia inovasi dan teknologi pertanian regeneratif.

Sementara Danone Indonesia sebagai mitra keberlanjutan dan pemenuhan gizi, Bulog sebagai off-taker nasional, Bank Indonesia sebagai pendukung pembiayaan inklusif, serta ratusan petani sebagai pelaku utama.

Selama proses budidaya, para petani didampingi oleh tim teknis PAI melalui pendekatan PPAI Teknologi yang mencakup intervensi di 10 tahapan budidaya padi. Pendekatan ini membantu meningkatkan produktivitas, efisiensi penggunaan input, dan ketahanan terhadap perubahan iklim.

Selain itu, budidaya Sunwangi mengusung prinsip Low Carbon Agriculture, sehingga rendah emisi, ramah lingkungan, dan menghasilkan produk akhir yang memiliki dampak positif terhadap pencegahan stunting pada bayi

Peluncuran "Sunwangi" juga dihadiri oleh seluruh pihak yang berkontribusi pada ekosistem industri beras biofortifikasi di Banyuwangi diantaranya Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Rachmad dan Direktur Sistem Pemenuhan Gizi Badan Gizi Nasional Nurjaeni.

Selain itu turut hadir Kepala Kantor Perwakilan BI Jember Gunawan, Pimpinan Wilayah Bulog Jatim Langgeng Wisnu Adi, Sekretaris Institut Pertanian Bogor (IPB) University Agus Purwito, CEO Pandawa Agri Indonesia (PAI) Kukuh Roxa, Tim Pengendali Inflasi Pangan, serta Head of Public Affairs and Sustainability Danone Ratih Anggraini.




(dpe/abq)


Hide Ads