Muhammad Wachid Hasyim mengungkapkan rasa syukurnya karena sudah menjadi agen BRILink selama 8 tahun terakhir. Karena sejak jadi agen layanan perbankan itu, ia bisa mencukupi kebutuhan ekonominya sehari-hari.
Pria 55 tahun itu lalu menuturkan awalnya menjadi agen BRIlink. Semua berawal saat ia mengundurkan diri dari pekerjaannya yang sudah digelutinya selama 15 tahun di sebuah perusahaan pembiayaan atau leasing company pada tahun 2017.
"Tahun 2017 bulan Desember itu saya resign dari perusahaan karena saya mau umrah tapi gak ada cuti panjang. Akhirnya saya resign," tutur Hasyim ditemui detikJatim di Toko 29 miliknya Jalan Sidosermo III, RT 01 RW 05, Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi sepulang dari umrah itu, Hasyim mengaku bingung mau kerja apa. Satu-satunya usaha yang dijalankan saat itu adalah toko kelontong peninggalan orang tuanya. Gayung bersambut, ia lalu mendapat tawaran menjadi agen BRILink dari salah satu pegawai BRI.
"Dulu itu ditawari jadi PAB (pembantu agen BRILink) saya terima, coba-coba. Nah itu yang berjasa hingga saya jadi agen BRILink sampai sekarang," ujar pria yang juga Ketua RW 5 Kelurahan Sidosermo itu.
Dengan modal Rp 1,7 juta dan sebuah handphone, Hasyim kemudian memulai menjadi agen BRILink. Tak sangka, usahanya ini berkembang dan ramai pelanggan yang minta dilayani untuk transaksi keuangan nonbank.
Meski saat ini persaingan jasa pembayaran digital cukup ketat, namun Hasyim mengaku tak merasa terdampak. Sebaliknya, konsumennya semakin ramai baik warga setempat bahkan luar.
"Nggak ngefek. Karena ngisinya tetap di agen BRILink di sini," terangnya.
Ia lantas menceritakan kerap mendapat pelanggan dari orang-orang luar kota yang kebetulan berada di Surabaya. Bahkan suatu kali, ia pernah mendapatkan customer yang baru saja mendarat dari Bandara Juanda langsung ke rumahnya.
"Ada juga pegawai pajak dari luar kota juga datang ke sini minta transaksi pembayaran uang sekolah anaknya," imbuhnya.
![]() |
Hasyim lantas menyadari orang bahwa customer yang datang tersebut ternyata mengetahui dari Google. Kebetulan, ia memang pernah membuat ulasan toko dan usaha agen BRILink miliknya di Google Map.
"Waktu itu ada orang ngakunya dari Google pas lewat sini. Nah, di situ saya disaranin agar toko saya diberi ulasan. Anak saya juga gak tahu dan kaget, kok bisa," jelasnya.
Karena hal ini, nama 'Toko 29 agen BRILink e Peken Surabaya' milik Hasyim selalu berada teratas di mesin pencarian Google. Tak hanya itu, bintang kepuasannya juga mencapai 4,4.
Berkat inovasinya ini, Hasyim mengaku tak pernah sepi pelanggan. Saat ditanya omzet, Hasyim tak menjelaskan secara detail, tapi hanya mengaku lebih dari cukup, bahkan dari agen BRILink, ia bisa menguliahkan dua anaknya hingga tingkat magister atau S2.
"Omzet relatif, fifty-fifty, misal transaksi kena Rp 3 ribu. Rp 1.500 saya, setengahnya BRI. Karena yang tahu omzet dari transaksi di BRI. Tapi biasanya saya dapat dari BRI itu lebih dari Rp 1 juta," tutur Hasyim.
Menurut Hasyim, hampir semua layanan transaksi sebenarnya sudah bisa dilakukan di Agen BRILink tanpa harus ke kantor. Meski demikian, ia berharap tetap ada penambahan layanan yang bisa semakin mempermudah warga.
"Ke depan saya berharap ada fasilitasnya lagi seperti e-Samsat kan itu belum masuk. Itu bisa meringankan orang bayar pajak motor. Terus TV kabel juga marak di mana-mana, fasilitas pembayaran dipermudah pakai BRILink," jelas Hasyim.
Terpisah, Petugas Penunjang Bisnis Keagenan (PPBK), Hafidh Dwi Putra mengatakan Hasyim merupakan salah satu agen BRILink di bawah naungannnya. Ia sendiri bertugas di Unit BRI Kertajaya.
"Selama ini saya mengelola 8 agen, Pak Hasyim ini salah satunya," kata Hafidh saat dikonfirmasi detikJatim.
![]() |
Menurut Hafidh, ada tiga level keagenan BRILink yang didasarkan pada tinggi atau rendahnya transaksi. Ketiga level itu yakni pemula, jawara dan juragan. Dan Hasyim merupakan agen BRILink dengan level Jawara.
"Di keagenan BRILink itu ada kelas urutannya dari pemula, jawara dan juragan yang levelnya tertinggi. Nah, Pak Hasyim ini masuk yang jawara karena transaksinya cukup ramai," ujar Hafidh.
Hafidh juga memuji cara marketing Hasyim yang menggunakan ulasan melalui Google. Karena dengan cara itu, biasanya akan dikenali tak hanya warga sekitar tetapi juga orang dari luar dengan mesin pencarian Google.
"Karena bisa menggaet tak hanya di sekitar rumah tapi juga di luar," tandas Hafidh.
(abq/fat)