PT Sun Paper Source sukses meraih penghargaan bergengsi dari BeritaJatim.com dalam kategori Sektor Penguat Industri-Perusahaan Manufaktur Berdaya Saing Global 2025.
Penghargaan ini menjadi bukti nyata kiprah Sun Paper Source dalam mendukung penguatan industri manufaktur nasional dan menembus pasar global. Trofi penghargaan diserahkan langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak kepada General Manager PT Sun Paper Source Aldo Setiono, di Whiz Luxe Hotel Surabaya, Rabu (23/4/2025).
Acara tersebut turut dihadiri Kepala Staf Kepresidenan RI Letjen TNI (Purn) AM Putranto, menandai pentingnya sinergi lintas sektor dalam mendorong pertumbuhan industri manufaktur berdaya saing global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi yang nyata. Kami percaya bahwa daya saing global hanya bisa dicapai dengan kualitas, efisiensi, dan kepedulian terhadap lingkungan," ujar General Manager PT Sun Paper Source Aldo Setiono.
Aldo menambahkan, PT Sun Paper Source dikenal luas melalui merek tisu andalannya seperti Montiss, Pulpies, dan Favour di pasar nasional. Tahun ini, mereka juga mulai merambah segmen baru yakni premium baby diapers dengan brand Baby Favour yang baru saja soft launching.
Untuk pasar global, Aldo memastikan perusahaan akan terus memperluas strategi pemasaran dan aktif berpartisipasi dalam pameran dagang internasional.
"Kami percaya bahwa kekuatan manufaktur Indonesia bisa berdiri sejajar dengan pemain global. Kami berkomitmen untuk terus berinovasi demi menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan juga bagi masyarakat sehingga dapat terus berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional," tegasnya.
Distribusi produk PT Sun Paper Source kini telah menjangkau 5 benua dan lebih dari 80 negara, termasuk Amerika Serikat.
Tanggapi Ancaman Tarif Resiprokal AS
Menanggapi wacana penerapan tarif resiprokal sebesar 32% oleh pemerintah AS, Aldo berharap pemerintah Indonesia segera melakukan negosiasi untuk menemukan solusi bersama.
"Harapan kami tentunya tarif bea masuk ke Amerika Serikat yang jauh lebih ringan untuk HS (Harmonized System) kertas tisu, dan yang mampu bersaing dengan negara-negara lain seperti Turki, Brazil yang mendapatkan tarif resiprokal 10%. Negara-negara ASEAN seperti Singapore mendapat tarif resiprokal dari USA hanya 10%, Malaysia mendapat tarif resiprokal 24%," jelasnya.
Aldo mengkhawatirkan jika tarif tersebut diberlakukan, bisa berdampak serius terhadap daya saing produk manufaktur Indonesia di pasar global, apalagi ditambah dengan freight cost negara pesaing yang jauh lebih murah.
"Kami membutuhkan adanya dukungan pemerintah Indonesia dalam menciptakan kerja sama dagang global, dapat memberkkan pemanfaatan potensi penjualan barang produksi lokal Indonesia ke mancanegara secara maksimal," tambahnya.
Ia juga meminta pemerintah lebih tegas dalam membatasi masuknya barang impor ke pasar domestik.
"Karena total kapasitas manufaktur kertas tisu yang ada di Indonesia sebetulnya sudah sangat mencukupi kebutuhan permintaan dalam negeri dengan harga yang terjangkau, yang mana kapasitas manufaktur dalam negeri saat ini pun sudah over supply," jelas Aldo.
Di kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak menyampaikan apresiasi kepada seluruh perusahaan yang berhasil menunjukkan ketangguhan di tengah tantangan industri.
Emil juga memuji peran media digital seperti BeritaJatim.com yang dinilainya telah konsisten selama hampir dua dekade menghadirkan informasi berkualitas.
"Media massa itu sekarang bersatu ekosistem dengan media sosial. Jadi peran ini saling bergandengan, bukan saling menggantikan tapi saling melengkapi," katanya.
(hil/iwd)