Nilai ekspor berbagai komoditas unggulan Banyuwangi mencatat tren positif sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskopumdag) Banyuwangi, ekspor daerah ini meningkat hingga 18,2 juta dolar AS dibanding tahun sebelumnya. Total nilai ekspor Banyuwangi mencapai 196 juta dolar AS, naik dari 177,8 juta dolar AS pada 2023.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyebut, peningkatan ini didorong oleh 27 komoditas unggulan daerah yang terus diminati pasar luar negeri. Di antaranya adalah ikan hias, batu apung, koral, ikan kaleng, olahan kayu jati, kopi, hingga pupuk cair.
"Alhamdulillah, total ekspor Banyuwangi setiap tahun terus mengalami kenaikan. Ini tren positif yang harus diperhatankan, yang didongkrak oleh 27 komoditi unggulan Banyuwangi," terang Ipuk Fiestiandani, Jumat (25/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ipuk menjelaskan, produk-produk asal Banyuwangi kini telah menjangkau pasar di 80 negara yang tersebar di berbagai kawasan dunia, mulai dari Asia, Afrika, Eropa, Amerika, hingga Australia.
Salah satu capaian penting pada 2024 adalah keberhasilan produk ikan kaleng Banyuwangi menembus pasar Kanada. Nilai ekspor untuk produk ini tercatat mencapai 450 ribu dolar AS pada akhir tahun, menjadi ekspansi pasar baru bagi komoditas perikanan Banyuwangi.
Meski mencatat peningkatan nilai ekspor, pelaku usaha Banyuwangi dihadapkan pada tantangan baru berupa rencana kenaikan tarif impor di Amerika Serikat. Pemerintah pusat menyebutkan, tarif masuk untuk sejumlah produk unggulan Indonesia ke AS bisa meningkat hingga 47 persen.
Terkait hal ini, Ipuk mengungkapkan, pihaknya terus menjalin komunikasi intensif dengan para eksportir lokal dan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jawa Timur, serta instansi terkait lainnya untuk mengantisipasi dampak kebijakan tersebut.
"Kami terus berkoordinasi dengan Disperindag Jatim, dan pihak terkait lainnya. Hingga saat ini, mereka menyampaikan bahwa belum ada perubahan tarif, masih menggunakan ketentuan sebelumnya," tambah Ipuk.
Sementara itu, Kepala Diskopumdag Banyuwangi, Nanin Oktaviantie menyampaikan, untuk saat ini pengiriman ke Amerika Serikat masih dilakukan berdasarkan kontrak lama.
"Salah satu eksportir udang beku, misalnya, masih mengirim sekitar 20 ton ke AS dan proses pengiriman berjalan lancar," kata Nanin.
Selain udang, sejumlah eksportir ikan hias dan terumbu karang asal Banyuwangi juga rutin mengirim produk ke pasar AS. Namun, untuk tahun 2025 mendatang, belum ada kontrak baru yang disepakati.
(erm/hil)