Kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mematok tarif impor (Tarif Trump) barang dari Indonesia sebesar 32%, membuat resah para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di Kota Mojokerto. Sebab kebijakan tersebut mengancam pasar mereka, baik domestik maupun mancanegara.
Keresahan salah satunya disampaikan Umi Rosyidah, perajin aksesoris rumah (home decor) di Kota Mojokerto. Sejak 2021, ia mengekspor produknya ke Amerika Serikat (AS) melalui pihak ketiga. Setidaknya sudah 2 kali ia melayani pesanan ekspor tersebut, masing-masing lebih dari 2.800 pcs.
Tarif Trump tentu berdampak langsung terhadap bisnisnya. Sebab pihak broker menekan harga produknya untuk mengimbangi tarif impor di Amerika Serikat yang mencapai 32%. Padahal, harga bahan baku tembaga dan manik-manik naik setiap bulan. Ongkos perajin juga tak bisa ditekan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harapan kami ke pemerintah kalau bisa dibantu kebijakan karena manik-manik impor dari China supaya ada regulasi mengurangi biaya masuknya sehingga harganya miring. Kalau tembaga lokal," terangnya kepada wartawan, Minggu (6/4/2025).
![]() |
Tidak hanya itu, Rosyidah juga ketar ketir dengan keberlangsungan pasar domestik. Tarif Trump berpotensi membuat negara lain, seperti China menggempur pasar di luar AS, termasuk Indonesia dengan aneka produk mereka. Sebab China juga terkena tarif impor AS sebesar 34%.
"Harapanku produk jadi dari China disetop masuk ke Indonesia. Karena menghancurkan harga. Kalau kualitas kami berani bersaing karena produk kami handmade," jelasnya.
Kekhawatiran yang sama dilontarkan Perajin Alas Kaki di Kota Mojokerto, Zakaria. Selama ini, ia memasarkan produk selop sneakers di pasar domestik yang 90% secara online. Omzet penjualan sepatu selop motif batik dan model kasual ini mencapai 600 pasang atau Rp 48 juta/hari.
Seperti diketahui selain China, Vietnam juga kena tarif impor AS sebesar 46%. Kedua negara ini pemain sepatu besar skala global. Bukan tak mungkin mereka juga mengalihkan pasarnya ke Indonesia sehingga berpotensi menggerus pasar produk lokal.
"Produk mereka dominan segmen sepatu running, desainnya bagus dengan harga kompetitif sehingga berat bersaing dengan mereka. Harapannya pemerintah membuat program bangga dengan produk lokal supaya bisa membendung barang impor. Sehingga produksi perajin lokal bisa berlanjut," ujarnya.
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) bersama Pemkot Mojokerto pun bergerak cepat membahas masalah ini. Mereka menggelar forum grup diskusi untuk mengulas dampak kebijakan impor AS. FGD ini menghadirkan Kabid Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Disperindag Jatim, E Lucy Kristian, serta perwakilan IKM alas kaki, batik, kriya, mamin, aksesoris dan konveksi.
Di forum diskusi ini, Ketua Umum Dekranasda Kota Mojokerto Supriyadi Karima Saiful mengajak seluruh pelaku UMKM dan IKM meningkatkan transformasi pemasaran dari konvensional ke digital.
"Jadi, UMKM dan IKM dapat kita kategorikan, klasifikasikan sesuai dengan setiap lapis yang ada. Harapan saya semua bisa menang di semua kategori, termasuk pedagang kaki lima," cetusnya di Sentra IKM Batik Maja Barama Wastra Kota Mojokerto.
Tarif Trump membuat kompetisi dagang global kian ketat. Pasar ekspor IKM Kota Mojokerto ke negara-negara di luar AS juga terancam. Saat ini, setidaknya 6 IKM Kota Mojokerto ekspor ke mancanegara. Yaitu produk logam, plastik dan cetakan ekspor ke Jepang dan Korsel dengan nilai USD 1,4 juta, kaca perabot dan penerangan rumah ekspor ke Korsel dengan nilai USD 428.997.
Produk berbahan batu, gips, semen, garam, belerang dan kapur ekspor ke Australia, Vietnam, Kanada, Afrika Selatan dan Korsel senilai USD 315.267. Produk alas kaki ekspor ke Peru dan Jepang senilai USD 119.949, kayu ekspor ke China senilai USD 35.000, serta produk kayu ekspor ke India senilai USD 61.689.
"Saya ingin diskusi ini memunculkan ide-ide kreatif dan solutif menjadi rumusan bahwa kita optimis mewujudkan Kota Mojokerto yang kecil ini dikenal tak hanya level nasional, tapi juga global sebagai kota wisata sejarah dan budaya," terang Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari.
kepala daerah yang akrab disapa Ning Ita ini ingin mewujudkan Kota Mojokerto sebagai kota wisata sejarah dan budaya untuk mendukung Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Majapahit di Trowulan. Untuk itu, sejak periode pertama jabatannya, ia sukses membangun sebagian infrastruktur wisata. Yaitu Sentra IKM Batik, Sentra IKM Alas Kaki, pusat layanan usaha terpadu (PLUT) dan Galeri Soekarno.
Tak ketinggalan Taman Bahari Majapahit (TBM) yang dibangun sangat megah dengan berbagai wahana di dalamnya. Sampai saat ini, pembangunan TBM terus dikerjakan. Padahal, kala itu pemerintahannya menghadapi pandemi COVID-19 selama 3 tahun, yaitu tahun 2020-2022.
"Dengan Spirit of Majapahit yang kita miliki, faktanya dalam 5 tahun, Kota Mojokerto mampu menjadikannya kenyataan satu per satu. Itu semua dukungan pemerintah pusat, tidak menggunakan APBD kami yang sangat terbatas. Karena kami sudah masuk salah satu proyek strategis nasional. Ini yang menjadi kata kunci kemudahan anggaran dari pusat," jelasnya.
Tidak hanya itu, lanjut Ning Ita, pihaknya juga getol membangun ekosistem pariwisata terintegrasi di Kota Mojokerto secara bertahap. Salah satunya dengan memberdayakan para pelaku IKM dan UMKM untuk mendongkrak daya saing ekosistem tersebut. Pada pemerintahannya periode kedua, ia berkomitmen melanjutkan pembangunan untuk mewujudkan Kota Mojokerto kota wisata sejarah dan budaya skala global. Meskipun berbagai rintangan menghadang.
Rintangan tersebut antara lain adanya penyelidikan dan penyegelan oleh aparat penegah hukum (APH) terhadap proyek Kapal Majapahit di TBM. Padahal semua proyek infrastruktur di masa kepemimpinannya mendapatkan pendampingan dari APH. Seharusnya APH memberikan pengawasan dan koreksi apabila proyek dinilai kurang tepat.
"Apalah makna fungsi pendampingan kalau setelah proyek selesai ada kondisi seperti ini (proses hukum). Ini sangat disayangkan karena jelas menghambat. Padahal, ini proyek strategis nasional yang ke depan menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto," tegasnya.
Tantangan berikutnya kebijakan efisiensi anggran pemerintah yang dicetuskan Presiden RI Prabowo Subianto, serta Tarif Trump. Menurut Ning Ita, kebijakan tarif impor AS bakal berdampak terhadap pasar ekspor IKM asal Kota Mojokerto. Ia sejalan dengan gagasan Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana tentang sektor pariwisata menjadi pertahanan ekonomi nasional.
"Karena pariwisata bentuk ekspor jasa yang tak terganggu kebijakan tarif dagang. Dengan menarik turis mancanegara sebanyak-banyaknya, kita bisa menjaga stabilitas rupiah dan devisa negara. Artinya, apa yang sudah kita rencanakan 7 tahun lalu menjadikan Kota Mojokerto kota wisata sejarah dan budaya, menarik untuk kita lanjutkan. Kalau 3 tahun pandemi COVID-19 kita mampu, dengan semangat yang tinggi, Spirit of Majapahit, kita yakin bisa menghadapinya," tandasnya. []
(abq/iwd)