Banjir di kawasan Bungurasih, Waru, Kabupaten Sidoarjo jadi momok tahunan warga setempat. Tak hanya mengganggu aktivitas warga, namun juga tempat usaha di sekitar Terminal Purabaya.
Sugiharto, salah satu pemilik usaha penitipan motor di Bungurasih misalnya. Pria 55 tahun itu merasakan betul banjir tiap hujan dan Sungai Buntung meluap.
Ia selalu khawatir jika air meluber ke dalam halaman rumahnya yang juga jadi tempat usaha penitipan motornya. Jika tak diatasi, motor-motor milik pelanggannya pasti akan terendam banjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tak dalam, namun banjir tetap banjir berapa pun ketinggiannya. Sugiharto bahkan menyebut telah empat kali meninggikan halaman rumahnya. Namun air dari jalan selalu mengancam usahanya.
"Sudah empat kali ini saya tinggikan, tapi air masih saja meluber di depan," ujar bapak empat anak itu kepada detikJatim.
Karena hal ini, ia lantas memutuskan untuk meminjam kredit usaha rakyat (KUR) BRI yang ketiga kalinya. Sama, pinjaman uang dari bank itu untuk renovasi dan peninggian halaman rumahnya.
"Yang terakhir Rp 12 juta angsuran 3 tahun," beber pria yang karib disapa Cak Kuter itu.
"Kalau yang terakhir ini gak sampai masuk ke halaman. Motor ya aman," imbuh pria lulusan SMK itu.
Karena telah ditinggikan, Sugiharto pun merasa aman karena saat ini banjir tak sampai masuk ke dalam halaman rumahnya.
Sugiharto sendiri menyebut usahanya ini telah dimulai sejak tahun 1995. Saat itu, ia mendapat saran dari tetangganya yang melihat potensi bisnis setelah pembangunan Terminal Purabaya pada tahun 1990.
"Saat itu belum ada banjir, itu terminal masih sawah semua. Saya kan aslinya Keputran, tapi bapak saya pindah ke sini tahun 1975, terus nikah dengan istri saya itu yang asli sini," kenangnya.
Selama menjalani usaha penitipan motor, banyak cerita unik. Salah satunya motor pelanggan yang diparkir selama setahun lebih.
![]() |
Selama diparkir tahunan itu, ia terpaksa menggunakan motor pelanggannya seperti miliknya sendiri. Sebab, jika hanya dibiarkan terparkir, motor akan cepat rusak.
"Itu tahun 2005, itu diparkir selama 1 tahun 7 bulan 3 hari, saya masih ingat. Orang Jombang dan motornya Yamaha V75. Ngakunya ke Irian Jaya mendadak," ungkap Sugiharto.
Selain itu, Sugiharto juga membagikan pengalaman saat motor pelanggannya hilang. Menurutnya, kasus itu pernah terjadi sekali. Namun saat itu bukan dirinya yang jaga tempat parkir.
"Itu pas yang jaga kakak, kelalaian kakak, tapi saya gak ganti rugi, karena dia (pelanggan) ternyata gak punya karcis. Dia gak minta saat parkir. Ya kita gak bisa ganti aturannya harus ada karcis," ujar Sugiharto.
"Kalau karcis ada saya ganti tapi sesuai dengan motor yang hilang misal motor tahun berapa ya kondisinya gimana ya harus seperti itu bukan diganti yang baru," imbuhnya.
Menurutnya, kepuasan pelanggan adalah prioritasnya selama membuka usaha penitipan motor. Untuk itu ia selalu berusaha memastikan motor pelanggan aman dan bersih.
"Saya kalau jaga hapal wajah pelanggannya, motornya mana, nomor pelatnya berapa. Kalau gak sesuai ya gak boleh ambil. Kepuasan pelanggan itu jadi kebahagiaan kita," tukas Sugiharto.
Terpisah, mantri kantor Unit BRI Bungurasih, Meirza Dian Satria membenarkan Sugiharto merupakan nasabahnya. Menurutnya, Sugiharto memang sosok yang bertanggung jawab.
Meirza juga membenarkan Sugiharto meminjam untuk keperluan renovasi dan peninggian halaman rumahnya karena banjir. Ini ia pastikan setelah melakukan survei ke rumahnya langsung.
"Seingat saya pas pinjam KUR itu pakai nama istrinya, Sulastri. Saya survei dan memang untuk dipakai renovasi parkir tempat usahanya karena sering terkena banjir," kata Meirza.
"Ya alhamdulillah bagus, Pak Sugiharto, makanya setiap saya lewat di jalan rumahnya saya tawarin pinjaman tapi katanya belum membutuhkan," tandasnya.
(abq/iwd)