Kisruh LPG 3 Kg Bikin Pengecer di Surabaya Bingung

Kisruh LPG 3 Kg Bikin Pengecer di Surabaya Bingung

Aprilia Devi - detikJatim
Rabu, 05 Feb 2025 11:45 WIB
LPG 3 kg di Surabaya
LPG 3 kg di Surabaya (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya - Pengecer elpiji 3 kilogram di Surabaya mengaku bingung dengan aturan penjualan gas subsidi yang berubah-ubah. Ditambah adanya informasi mereka harus mendaftarkan diri sebagai sub pangkalan resmi agar tetap bisa berjualan.

Salah satu pengecer elpiji 3 kg di toko kelontong Jalan Ngagel Madya Baru, Ahmad (30) mengungkapkan, dirinya masih bingung dengan aturan yang saat ini berlaku. Namun, ia senang dapat menjual gas melon itu kembali.

"Soal berubah (jadi sub pangkalan resmi) saya ya bingung. Masih belum tahu seperti apa. Tapi senang karena gak dilarang lagi untuk jualan. Warga sini kan banyak yang cari (elpiji 3 kg)," ujar Ahmad saat dijumpai detikJatim, Rabu (5/2/2025).

Sementara itu, berkaitan dengan pangkalan resmi atau agen yang sempat membatasi distribusi ke pengecer, saat ini stok elpiji di warungnya masih menipis. Ia berharap, stok elpiji bisa kembali normal.

"Kalau mau beli (epliji 3kg) sekarang ada. Tapi memang stoknya gak banyak, belum normal," katanya.

Hal serupa dirasakan Sumiati (36), pedagang di Warung Madura Jalan Juwingan, Kertajaya, Surabaya. Menurutnya, aturan terkait penjualan gas elpiji 3 kg justru membuat bingung.

Jika diminta untuk beralih ke sub pangkalan, ia juga khawatir tidak bisa mengikuti aturan tersebut, sebab tak sepenuhnya memahami teknologi yang saat ini diterapkan.

"Saya ndak paham caranya (daftar ke sub pangkalan) itu. Tahunya ya agen kirim elpiji 3 kg ke sini, saya jual aja. Kemarin sempat distop pengirimannya, tapi hari ini mulai berangsur dikirim lagi," ungkap Sumiati.

Mulai hari ini, warungnya kembali mendapat kiriman gas subsidi itu dari agen sebanyak 10 tabung. Jumlah ini mengalami penurunan dari sebelumnya.

"Sebelumnya bisa 20 tabung elpiji 3 kg, sekarang 10 tabung saja. Warga sini ya banyak yang cari elpiji ini," tuturnya.

Para pengecer pun berharap mereka bisa kembali menjual elpiji 3 kg seperti sedia kala dengan stok normal dan aturan yang mudah.

"Ya pengen kayak dulu aja, seperti biasanya bisa jual gas elpiji 3 kg," pungkas Sumiati.

Untuk harga elpiji 3kg yang dijual oleh para pengecer di Surabaya saat ini berkisar Rp 20 ribu per tabung. Namun stok di beberapa pengecer masih menipis imbas larangan penjualan yang sempat diterapkan

Sebelumnya, dilansir dari detikFinance, Kementerian ESDM sempat memutuskan pengecer tidak boleh menjual LPG 3 kilogram (kg) mulai Sabtu 1 Februari 2025. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung pada Jumat 31 Januari 2025.

Namun, implementasi di lapangan membuat masyarakat resah dan malah kesulitan mendapatkan gas 3 kg tersebut. Antrean masyarakat di berbagai pangkalan mengular.

Baru sekitar tiga hari kebijakan itu berlaku, Presiden Prabowo Subianto turun tangan. Prabowo pun memerintahkan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengaktifkan kembali pengecer untuk menjual LPG 3 Kg.

"Ada keinginan dari Kementerian ESDM itu untuk menertibkan harga di pengecer supaya tidak mahal di masyarakat. Namun setelah komunikasi dengan Presiden, Presiden kemudian telah menginstruksikan kepada ESDM untuk per hari ini mengaktifkan kembali pengecer-pengecer yang ada untuk berjualan seperti biasa," kata Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad di Jakarta, Selasa (4/2/2025).

Dasco juga menegaskan, kebijakan pengecer sempat dilarang berjualan LPG 3 kilogram (kg) bukan perintah atau kebijakan Presiden Prabowo Subianto. Dasco menyebut, keputusan itu diambil oleh Kementerian ESDM untuk menertibkan harga di pengecer.

"Sebenarnya ini bukan kebijakannya dari Presiden untuk kemudian melarang kemarin itu, tapi melihat situasi dan kondisi tadi Presiden turun tangan untuk menginstruksikan agar para pengecer bisa berjalan kembali sambil kemudian pengecer itu dijadikan sub pangkalan, administrasi segala macamnya bisa sambil berjalan saja," jelas Dasco.

Untuk menerbitkan harga LPG 3 Kg di pengecer, rencananya akan dibuatkan regulasi patokan harga di tingkat pengecer. Selain itu, pengecer akan berstatus sebagai sub pangkalan.

"Jadi pengecer yang akan menjadi sub pangkalan ini akan ditentukan juga harganya sehingga harga di masyarakat itu tidak mahal. Tetapi sambil itu parsial dilakukan, para pengecer akan diminta, Presiden tadi menginstruksikan kepada ESDM agar per hari ini pengecer itu bisa berjualan kembali sambil kemudian secara parsial aturannya kemudian diselaraskan," terangnya.


(irb/hil)


Hide Ads