Bahlil Sebut RI Rugi Rp 500 Triliun Akibat Impor BBM

Kabar Finance

Bahlil Sebut RI Rugi Rp 500 Triliun Akibat Impor BBM

Herdi Alif Al Hikam - detikJatim
Senin, 20 Jan 2025 08:30 WIB
Bahlil Lahadalia
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (Foto: Anisa Indraini/detikcom)
Surabaya -

Indonesia mengalami kerugian besar akibat masih mengimpor BBM dalam jumlah besar. Bahkan, kerugiannya mencapai Rp 500 triliun.

Hal ini dikatakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Bahlil menyebut, negara harus merogoh kocek hingga Rp 500 triliun per tahun untuk impor minyak karena produksi domestik yang rendah.

Pria yang juga Ketua Umum Golkar itu menjelaskan, lifting minyak di Indonesia saat ini berada pada level yang sangat rendah, hanya sekitar 590 hingga 600 ribu barel per hari. Padahal, konsumsi minyak nasional rata-rata mencapai 1,6 juta barel per hari. Kekurangan tersebut membuat Indonesia harus mengimpor sekitar 1 juta barel per hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan kita mengalokasikan uang kurang lebih sekitar Rp 500 triliun yang bisa hilang per tahun untuk bisa membeli minyak. Ini juga salah satu kenapa nilai tukar Rupiah kita itu menurun terhadap Dolar," jelas Bahlil dalam sambutannya di HUT ke-65 MKGR, di Hotel Shangri-La dilansir dari detikFinance, Senin (20/1/2025).

Presiden Prabowo Subianto, kata Bahlil, memberikan target ambisius untuk meningkatkan lifting minyak menjadi 1 juta barel per hari pada 2028-2029. Dengan pencapaian tersebut, Indonesia diharapkan tak lagi mengimpor minyak pada 2029.

ADVERTISEMENT

"Kami targetkan, tadi arahan bapak Presiden, di 2028-2029 lifting kita harus mencapai 1 juta barrel per day agar kita mampu untuk tidak melakukan impor minyak lagi pada tahun 2029," tutur Bahlil.

Pada 2025, asumsi makro APBN menargetkan lifting minyak bumi sebesar 605 ribu barel per hari, sedangkan lifting gas bumi ditetapkan sebesar 1.005 ribu barel setara minyak per hari.

Bahlil juga optimistis target tersebut dapat tercapai. Ia menyebutkan ada sekitar 301 lapangan migas yang telah selesai dieksplorasi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 50-60 lapangan telah mendapatkan persetujuan Plan of Development Pertama (POD-1).

"Saya lagi hitung ya, tapi target saya tahun 2025, kan APBN 2025 itu kan target lifting kita itu 605 ribu barrel per day. Pasti akan lebih dari target 2025," kata Bahlil saat ditemui di kediamannya, November 2024 lalu.

Berita ini sudah tayang di detikFinance, baca berita selengkapnya di sini!




(irb/hil)


Hide Ads