Budidaya ikan kerapu keramba masih eksis di Perairan Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Meski butuh ketelatenan cukup tinggi, namun hasil budidaya ini bisa untung cuan besar.
Budidaya ikan kerapu keramba ini dilakukan Saiful, warga Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih. Butuh waktu kurang lebih 8 bulan, untuk memanen ikan dengan motif bintik-bintik untuk kemudian diekspor ke negeri Jiran.
Perawatan cukup ekstra juga harus dilakukan agar kondisi ikan kerapu tetap sehat. Sebab, ikan kerapu yang dibudidayakan dengan sistem keramba ini cukup mudah terserang penyakit dan virus sebelum masa panen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan untuk harga, ikan kerapu keramba super bisa di kisaran Rp 105 ribu per kilogram, kategori ikan kerapu keramba sedang seharga Rp 95 ribu per kilogram dan ikan kerapu keramba kecil seharga Rp 85 ribu.
Saiful mengatakan, dalam budidaya ikan kerapu keramba ini, dirinya membutuhkan waktu 8 sampai 9 bulan dari mulai pembibitan hingga masuk ke masa panen. Di waktu itu, perawatan menjadi penentu mahalnya harga jual.
"Ikan kerapu yang kami budidaya ini cukup rentan kalau tidak dirawat dengan ekstra meskipun masih berada di laut. Karena mudah terserang penyakit dan mudah mati juga, tapi keuntungannya sangat menjanjikan," kata Saiful, Selasa (14/1/2025).
Ketika sudah panen, lanjut Saiful, ikan kerapu bisa langsung dikirim ke luar negeri, seperti Malaysia dan negara di Asia lainnya. Sebab, peminat ikan kerapu ini masih terbilang sangat banyak, sama halnya seperti seafood.
"Hingga sekarang total ada sebanyak 350 keramba ikan kerapu milik warga di Pulau Gili Ketapang. Alhamdulillah kalau sudah panen, keuntungannya bisa mencapai ratusan juta, makanya banyak yang budidaya ikan kerapu ini," pungkasnya.
(abq/iwd)