Petani Tambak Lamongan Sedih Bibit Terbatas Saat Musim Tebar Ikan Dimulai

Petani Tambak Lamongan Sedih Bibit Terbatas Saat Musim Tebar Ikan Dimulai

Eko Sudjarwo - detikJatim
Minggu, 08 Des 2024 15:43 WIB
Tambak di Lamongan
Tambak di Lamongan (Foto: Eko Sudjarwo)
Lamongan -

Memasuki musim penghujan, petani tambak di Lamongan mulai menebar benih ikan di tambak yang telah terisi air. Sayangnya, para petambak kesulitan untuk mendapatkan benih ikan karena ketersediaan dari pemasok masih terbatas.

Upaya petambak untuk mendapatkan benih, baik nener maupun benur, tidak mudah. Pasalnya, tingginya permintaan benih ikan ini tidak sebanding dengan ketersediaan benih ikan dari pemasok yang masih terbatas. Kondisi itu membuat petani harus antre untuk mendapatkan benih ikan.

"Harus pesan untuk bisa mendapatkan benih ikan, itu pun tidak bisa langsung dapat benihnya," kata petambak asal Kecamatan Glagah, Khoirul kepada detikJatim, Minggu (8/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat antre tersebut, kata Khoirul, ia pun tidak bisa langsung mendapatkan bibit atau benih ikan yang diinginkan karena harus menunggu lagi sekitar 1 minggu untuk bisa mendapatkan bibit ikan yang diinginkan. Antrean untuk mendapatkan ikan ini sesuai urutan saat petambak mengantre.

"Harus pesan dulu dan nunggu selama lebih kurang satu minggu baru dapat benihnya, dapatnya sesuai dengan urutan antrean," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Hal yang sama juga diakui oleh Kadam, petambak lainnya asal Kecamatan Deket. Kadam mengaku banyak petambak yang waswas karena permintaan benih ikan meningkat, namun pasokan terbatas. Jenis benih ikan yang diburu para petambak itu, kata Kadam, sebagian besar adalah nener dan benur udang vaname.

"Untuk mendapatkannya, petambak harus rela antre hingga sepekan ke depan sejak hari pemesanan," jelasnya.

Kadam mengaku para petambak dari Kecamatan Deket, Turi, Glagah, Karangbinangun Kalitengah, dan Karanggeneng saat ini sudah mulai memburu benih ikan. Kebanyakan tambak, aku Kadam, sudah terisi air lantaran sawah tambak mereka mulai terisi air dari intensitas hujan dan air dari anak sungai aliran Bengawan Solo.

"Sudah terisi air dan cukup tapi dan saatnya nyari bibit ikan untuk tebar ikan tapi ternyata harus antre," paparnya.

Meningkatnya permintaan benih ikan ini terlihat di salah satu kios penjual benih ikan di Jalan Jaksa Agung Suprapto. Penjual di kios ini, Rozi mengaku mereka memang tidak bisa secara langsung memenuhi permintaan petani. Pasalnya, kata Rozi, permintaan benih ikan nener dan udang vaname cukup tinggi sementara pasokan benih sangat kurang.

"Permintaan dari petambak sangat tinggi tapi pasokan terbatas," ungkap Rozi.

Pihaknya, kata Rozi, harus membatasi penjualan untuk setiap pembeli agar para petambak bisa kebagian secara merata. Jika tidak dibatasi, bisa jadi akan terjadi aksi borong bibit atau monopoli. Rozi menyebut, tidak kesulitan untuk membatasi pembelian sebab rata-rata ia sudah mengenal konsumen yang datang ke tempatnya.

"Rata-rata mereka hampir dua kali dalam setahun ambil bibit di tempat saya. Jadi banyak yang kenal. Selain itu, antar petambak saling menyadari saat sama-sama membutuhkan bibit di awal tebar sehingga tidak sampai timbul gesekan antar sesama petambak," imbuhnya.

Harga bibit udang vaname saat ini cukup tinggi yaitu Rp 120 ribu per rean atau 5.500 ekor. Harga ini lumayan mahal, karena sebelum ada hujan harganya hanya berkisar antara Rp 80 ribu sampai Rp 90 ribu per rean. Namun begitu hujan terus mengguyur, harga bibit ikan ikut melonjak tinggi. Untuk benih nener saat ini sebesar Rp 150 ribu per rean. Harga ini akan sedikit turun saat tambak sudah sebagian besar terisi.

"Untuk mendapatkan bibit ikan di sini, petambak harus pesan dahulu. Istilahnya inden sampai seminggu, " terang Rozi.

Rozi mengaku mendapatkan benih ikan dari Bali dan beberapa wilayah lainnya yang ada di Jatim seperti Situbondo dan Probolinggo. Tingginya permintaan benih ikan nener maupun udang Vannamei ini membuat Rozi untuk sementara ia belum bisa memenuhi permintaan dari luar Lamongan.

"Kami mohon pengertian para petambak dengan kondisi kebutuhan benih diawal tebar ini. Apalagi ini baru masuk musim penghujan, para petambak sama-sama membutuhkan benih, ya kami mohon petambak untuk sabar," pungkasnya.




(ihc/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads