Pengepul susu asal Kabupaten Pasuruan, Bayu Aji Handayanto menyebut telah mengalami pembatasan pengiriman susu pada salah satu industri susu di Jakarta yang telah menjalin kontrak dengannya. Pembatasan ini mencapai hampir 50 persen dari total awal pengiriman sebelum pembatasan.
"Saya sendiri dikasih penjadwalan hanya boleh kirim segini. Bulan-bulan kemarin tidak terbatas saya kirim. Sekarang dibatasi, masalahnya kan tidak bisa gitu kalau sapi perah sudah panen kan harus terserap terus," ujar Bayu kepada detikJatim, Rabu, (6/11/2024).
Bayu menyebut kejadian ini (pembatasan pengiriman) sudah ada sejak tahun kemarin tepatnya pada bulan Oktober-November-Desember. Pihak industri pun menyampaikan alasan yang sama, yakni pembatasan kuota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tetapi kita tahu kalau mereka impor susu untuk dijadikan produk. Kami tau dan memantau kalau perdagangan susu, harga susu dunia lagi anjlok, lagi mahal atau gimana kita tahu semuanya," jelasnya.
"Ketika produk jadi, dan susu kita tidak diterima, sudah pasti itu impor. Tidak mungkin kalau tidak impor," sambungnya.
Sebelum ada pembatasan, kata Bayu, pengiriman susu per hari bisa mencapai 100-200 ton. Akan tetapi, saat ini hanya sekira 40 ton, sehingga kuota mengalami pembatasan hingga mencapai 50 persen lebih. Padahal, Bayu juga mendapatkan susu dari peternak dan berasal dari masyarakat kecil.
"Kalau itu dibatasi saya otomatis menolak susu dari peternak, kan peternak sebagian besar dari masyarakat. Nah kalau saya tolak kan kasihan mereka harus buang-buang susu," tandas Bayu.
(abq/iwd)