Pemkot Malang Luncurkan Gerakan Pangan Murah Tekan Harga Tinggi

Pemkot Malang Luncurkan Gerakan Pangan Murah Tekan Harga Tinggi

Muhammad Aminudin - detikJatim
Selasa, 19 Mar 2024 20:25 WIB
TPID Kota Malang pantau harga di pasaran
TPID Kota Malang pantau harga di pasaran (Foto: Dok. Istimewa)
Malang -

Sejumlah harga komoditas di Kota Malang masih tinggi sampai hari ini. Untuk menekan harga, Pemerintah Kota Malang meluncurkan Gerakan Pangan Murah.

Kenaikan harga sejumlah komoditas diketahui saat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang melakukan pemantauan harga bahan pokok. Pemantauan digelar di sejumlah titik.

Di antaranya Pasar Besar, Pasar Dinoyo, Gerakan Pangan Murah di Kelurahan Tlogomas, pusat perbelanjaan, toko emas, dan Pertamina Fuel Terminal Malang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Wahyu Hidayar mengatakan, dari hasil pemantauan diketahui harga daging ayam naik sebesar Rp 39 ribu, dibandingkan dua hari lalu yang masih sebesar Rp 30 ribu per kilonya.

Selain itu, TPDI juga mencatat kenaikan harga telur ayam dari Rp 30 ribu menjadi Rp 31 ribu per kilonya.

ADVERTISEMENT

"Sementara untuk komoditi yang lain seperti beras stabil karena ada Warung Tekan Inflasi. Lainnya, seperti gula termasuk juga bawang putih stabil. Kita sempat tanya cabai dan lainnya masih relatif stabil," kata Wahyu kepada wartawan, Selasa (19/3/2024).

Menurut Wahyu, pemantauan harga komoditas di pasaran ini bertujuan menjaga stabilitas harga dan terkendalinya inflasi di Kota Malang, terlebih saat ini tengah memasuki bulan Ramadan.

Sementara merespon kenaikan harga sejumlah komoditi Wahyu menerapkan langkah strategis melalui Gerakan Pangan Murah.

Salah satunya yang digelar di Kelurahan Tlogomas. Wahyu menyebut berbagai komoditas dijual dengan harga lebih murah dari harga di pasar.

"Seperti telor dijual Rp 29 ribu per kilo, ayam yang perlu kita sosialisasi, ayam segar kalau di pasar tradisional Rp 39 ribu, tapi di Gerakan Pangan Murah harga jualnya hanya Rp 31 ribu. Dan untuk beras SPHP kita jual Rp 51 ribu, minyak goreng lebih murah juga," beber Wahyu.

Tidak hanya itu, dalam menanggapi tingginya harga daging ayam segar dan telur Wahyu menyebut akan melakukan sejumlah langkah sebagai upaya mengendalikan harga di pasaran.

"Kita juga akan kendalikan, kita cari di daerah lain. Fungsi kerja sama antar daerah itu melihat terkait dengan berapa harga telur di daerah lain. Nanti kita beli dan kita jual di Warung Tekan Inflasi untuk mengimbangi. Di Gerakan Pangan Murah juga jauh perbedaan harganya," ucapnya.

Dalam kesempatan itu Wahyu juga menjelaskan ketersediaan BBM dan di Kota Malang mencukupi untuk kebutuhan masyarakat. Hal ini diungkapkan saat meninjau ke Pertamina Fuel Terminal Malang.

Akan tetapi Wahyu juga meminta jajaran TPID untuk tetap berkoordinasi dengan pihak Pertamina Fuel Terminal Malang. Karena diprediksi permintaan BBM mendekati Hari Raya Idul Fitri nanti, akan mengalami kenaikan sebesar 9%.

"Mengantisipasi terkait peningkatan volume kendaraan saat lebaran; karena memang di hari raya ini ada cuti bersama panjang dan Kota Malang menjadi salah satu tujuan wisata. Arus kendaraan tidak hanya tujuan mudik tapi juga wisata. Maka antisipasi kenaikan volume kendaraan kita koordinasikan untuk menghindari kelangkaan BBM," pungkasnya.




(abq/fat)


Hide Ads