Kreatif, Ibu Rumah Tangga di Malang Ubah Bonggol Pisang Jadi Camilan

Kreatif, Ibu Rumah Tangga di Malang Ubah Bonggol Pisang Jadi Camilan

Muhammad Aminudin - detikJatim
Kamis, 01 Agu 2024 06:30 WIB
Ika Wulandari dan camilan yang berbahan dasar gedebok pisang
Ika Wulandari dan camilan yang berbahan dasar gedebok pisang (Foto: Muhammad Aminudin/detik Jatim)
Malang -

Bonggol tanaman pisang biasanya dianggap tak berguna bagi masyarakat, ternyata membawa manfaat apabila dikelola menjadi produk camilan.

Seperti dilakukan Ika Wulandari warga Desa Suwaru, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Di tangan ibu rumah tangga satu ini, gedebok pisang dapat disulap menjadi makanan yang renyah dan gurih hingga meraup cuan dari hasil penjualan.

Awal mulanya Ika berfikir untuk mengolah gedebok pisang yakni karena banyaknya pohon pisang yang terbuang sia-sia di lingkungan tempat tinggalnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belajar secara otodidak, Ika kemudian mencoba-coba untuk mengolah gedebok dengan cara digoreng. Berbagai cara memasak ia lakukan dengan mencampurkan bahan yang ada, namun hasilnya tetap nihil.

Bahkan, tak jarang ia gagal. Entah rasa yang dihasilkan pahit, getir atau memiliki efek samping seperti mual, melilit hingga sakit perut dan diare.

ADVERTISEMENT

"Namun akhirnya saya ingat, kalau hanya ada dua jenis jantung pisang yang bisa diolah dan aman untuk dimakan yakni jenis pisang kepok dan klutuk. Akhirnya coba dan berhasil," ujar Ika, Kamis (1/8/2024).

Tak berhenti di sana, usai menemukan jenis pisang yang aman untuk diolah. Ia kemudian kebingungan mendapatkan rasa yang pas, kemudian ia mencoba untuk membuat kripik dengan mencampurkan tepung.

"Ternyata renyah, setelah berbagai cara dilakukan ternyata enak juga rasanya. Awalnya hambar, setelah itu saya coba berikan resep hingga hasilnya gurih," ucapnya.

Untuk membuat produk keripik gedebok pisang, Ika pun tak banyak mengalami kesulitan.

Untuk satu pohon pisang berukuran sedang ia bisa menghasilkan enam hingga hampir tujuh kilogram keripik gedebok pisang.

"Bahan dasarnya gedebok, kemudian tepung terigu dan tepung beras. Lalu, penyedap rasa, garam dan bubuk baking soda serta minyak untuk menggoreng," kata Ika menjelaskan.

Sebelum digoreng, gedebok pisan diiris tipis. Kemudian, dimarinasi menggunakan air garam dan bubuk bawang putih. Untuk membuat renyah, perlu ditambahkan balok es batu saat merendam gedebok pisangnya.

"Sebelum direndam, gedebok yang sudah diiris tipis diperas-peras terlebih dahulu agar lemas. Kemudian direndam dan siap digoreng," bebernya.

Cara menggorengnya tak membutuhkan waktu yang cukup lama, hanya sekitar 10 menit dengan api berukuran sedang. Sedangkan jika menggoreng dalam jumlah besar, maka diperlukan api yang besar pula.

"Jika apinya terlalu besar cepat gosong, kalau api kecil juga berpengaruh ke tekstur jadi tidak renyah dan gampang melempem," tegasnya.

Usai digoreng, kripik gedebok kemudian dispinner untuk meniriskan minyak yang terisa. Tujuannya yakni agar keripik lebih awet dalam waktu yang cukup panjang. Kemudian, produk siap dikemas dan dipasarkan.

"Satu pack kami banderol dengan harga Rp 10 ribu dengan berat 100 gram," tuturnya.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads