Kisah Warga Banyuwangi Sukses Ternak Kambing Perah Usai Pulang Jadi TKI

Kisah Warga Banyuwangi Sukses Ternak Kambing Perah Usai Pulang Jadi TKI

Eka Rimawati - detikJatim
Selasa, 02 Jul 2024 22:30 WIB
Bupati Ipuk saat meninjau peternakan kambing perah milik Jarot.
Bupati Ipuk saat meninjau peternakan kambing perah milik Jarot. (Foto: Istimewa)
Banyuwangi -

Sempat dua kali mengadu nasib di negeri orang menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TK), Jarot Setiawan akhirnya memilih kembali ke Banyuwangi dan membangun usaha peternakan kambing perah. Kini peternakan yang dia rintis mampu memproduksi ratusan liter susu kambing per hari.

Di bekas lahan kebun jeruk, di Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, terdapat peternakan kambing perah jenis Sapera. Ada sekitar 200 kambing di peternakan yang tertata rapi dan bersih itu. Di tempat itulah, Jarot memproduksi susu kambing.

"Susunya enak, tidak bau prengus. Jadi selama ini kesan susu kambing itu bau, tidak benar. Bentuknya lebih kental dari susu sapi. Dan yang terpenting, harganya lebih mahal dari susu sapi," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat mengunjungi peternakan kambing perah milik Jarot di sela kegiatan Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), Selasa (2/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini mulai ada tren banyak masyarakat yang beralih dari susu sapi ke susu kambing. Ada penelitian yang menyebutkan bahwa kandungan gizi susu kambing lebih banyak daripada susu sapi. Harganya pun lebih mahal susu kambing.

"Susu kambing saat ini banyak diminati masyarakat, sehingga beternak kambing perah bisa menjadi pilihan," kata Ipuk.

ADVERTISEMENT

Menurut Ipuk, Jarot menjadi contoh bagaimana sektor pertanian memiliki prospek untuk dikembangkan.

"Kisah sukses Mas Jarot dalam mengembangkan usaha susu kambing perah ini bisa menjadi inspirasi anak-anak muda Banyuwangi. Merintis usaha dari nol, hingga kini menjadi salah satu pemasok susu kambing," tutur Ipuk.

Jarot menceritakan, sebelum memulai usaha peternakan kambing perah, dia bekerja sebagai TKI di Taiwan. Ia bekerja di sana selama dua kali. Yakni sejak 1999 hingga 2002 dan sempat kembali pada periode 2006 sampai 2009.

Setelah pulang ke kampung halaman dia sempat mencoba peruntungan dengan menjadi petani jeruk. Namun sejak 2016 dirinya memutuskan beralih ke usaha peternakan kambing perah.

"Waktu itu kerja ngelas di Taiwan, terus pulang ikut bertani jeruk dengan keluarga. Akhirnya saya memilih beternak kambing perah sejak tahun 2016 hingga saat ini," kata Jarot.

Kini Jarot telah memiliki kurang lebih 200 ekor kambing perah produktif jenis Sapera. Dengan jumlah kambing yang dimiliki itu dia mampu menghasilkan susu kambing rata-rata mencapai 700-1.000 liter per minggu.

"Satu kambing rata-rata bisa menghasilkan 1 sampai 2 liter susu tiap hari. Total rata-rata tiap hari bisa dapat 100-150 liter, tergantung produktivitas kambingnya," terang Jarot.

Jarot menambahkan susu kambing yang dihasilkan setiap pekan itu dikirim ke supplier pabrik susu bubuk di Yogyakarta dan Semarang. Untuk susu kambing per liter dihargai Rp 16.000.

"Kami jual ke supllier dalam bentuk beku. Setiap minggunya bisa ambil 700 hingga 1.000 liter susu kambing," tuturnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads