Penjualan Hewan Kurban di Tulungagung Meningkat, Sehari Bisa Jual 25 Sapi

Penjualan Hewan Kurban di Tulungagung Meningkat, Sehari Bisa Jual 25 Sapi

Adhar Muttaqin - detikJatim
Rabu, 12 Jun 2024 10:30 WIB
Pedagang hewan kurban Tulungagung
Pedagang hewan kurban Tulungagung (Foto: Adhar Muttaqin)
Tulungagung - Sepekan menjelang Idul Adha, omzet penjualan hewan kurban di Tulungagung mengalami peningkatan. Salah satu pedagang mengaku berhasil menjual 25 ekor sapi dalam sehari.

Peningkatan penjualan hewan kurban mulai dirasakan oleh para pedagang sejak sebulan yang lalu, namun lonjakan paling tinggi terjadi dalam kurun waktu sepekan terakhir.

Salah seorang pedagang sapi, Markum, mengatakan pada musim kurban kali ini harga sapi juga mulai menjalani peningkatan. Harga satu ekor sapi rata-rata naik antara Rp 1-1,5 juta.

"Awalnya itu harga Rp 25 juta sekarang Rp 26 juta sampai Rp 26,5 juta," kata Markum, Selasa (11/6/2024).

Menurut Markum, dari penjualan selama satu bulan terakhir, yang paling diminati konsumen sapi dengan kisaran harga Rp 25-30 juta.

"Hari ini laku sekitar 25 ekor sapi," imbuhnya.

Markum menambahkan untuk menggenjot penjualan sapi, ia aktif melakukan aktivitas perdagangan di Tulungagung, Blitar, Kediri hingga Trenggalek.

Sementara itu salah satu pedagang kambing, Imam mengaku juga mengalami lonjakan penjualan. Hari ini ia mengaku berhasil menjual 10 ekor kambing.

"Yang paling laris harga Rp 3,5 juta ke atas. Tadi teman saya bawa satu pikap juga habis," ujarnya.

Menurut Imam, penjualan kambing kurban tidak hanya dilakukan di pasar hewan, namun beberapa konsumen juga datang langsung ke peternakan.

"Kalau ke kandang kan lebih banyak pilihannya," imbuhnya.

Di sisi lain Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno saat meninjau di Pasar Hewan Ngunut, memastikan pasokan sapi kurban di Tulungagung cukup melimpah. Bahkan stok sapi banyak dijual ke luar daerah.

"Stok sapi Tulungagung ada sekitar 12 ribu dan kebutuhannya hanya 3.000. Artinya kita surplus," kata Heru Suseno.

Sementara itu untuk menjamin kesehatan sapi yang diperdagangkan, pemerintah melalui dinas peternakan dan kesehatan hewan menerjunkan 50 petugas veteriner. Mereka bertugas melakukan pengawasan lalu lintas perdagangan hewan di sejumlah pasar.

"Jadi setiap hewan yang masuk ke pasar akan dilakukan pemeriksaan, ini kami lakukan untuk memastikan hewan yang dijual dalam kondisi sehat," jelasnya.

Dari pemantauan yang dilakukan belum ditemukan adanya hewan yang sakit atau mengalami penyakit berbahaya, seperti penyakit mulut dan kuku (PMK).

"PMK ini adalah penyakit yang paling ditakuti oleh para peternak. Tapi Alhamdulillah sampai saat ini di Tulungagung nol kasus, kalau dulu memang ada," jelasnya.


(abq/iwd)


Hide Ads