Jatuh Bangun Guru TK Bojonegoro Hidupkan Kelompok Batik Sambiloto

Jatuh Bangun Guru TK Bojonegoro Hidupkan Kelompok Batik Sambiloto

Ainur Rofiq - detikJatim
Selasa, 04 Jun 2024 08:56 WIB
Aktivitas kelompok batik Sambiloto, Bojonegoro.
Aktivitas kelompok batik Sambiloto, Bojonegoro. (Foto: Istimewa/Dok. Kelompok Batik Sambiloto Bojonegoro)
Bojonegoro -

Seorang guru TK di Bojonegoro bernama Tatik (51), warga kampung yang berlokasi di ring 1 pengeboran minyak Pertamina EP, Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Bojonegoro berjuang keras menghidupkan batik Sambiloto. Usaha batik itu sempat gulung tikar imbas Pandemi COVID-19.

Tatik mengakui keinginannya untuk membuat usaha kerajinan batik bersama emak-emak di kampungnya memang sangat kuat. Dia merintis usaha itu sejak beberapa tahun lalu sebelum Pandemi Covid-19.

"Awalnya saya belajar di rumah teman yang nggak jauh dari rumah sehingga cukup pakai sepeda ontel. Kami berlatih setelah mengajar di TK. Terus dari ilmu yang kami dapat ini kami buat kelompok belajar membatik bersama," kata Tatik kepada detikJatim, Selasa (4/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usaha yang dirintis Tatik bersama 13 emak-emak di kampungnya itu sempat terkendala Pandemi Covid-19. Upayanya belajar dan mengawali usaha membatik terasa sia-sia, hingga usaha itu benar-benar mandek.

"COVID-19 berimbas usaha yang baru kita bangun. Mandek. Modal sudah tak punya, pemasukan juga nggak ada. Dan sempat bubar kelompok perajin batik yang kami beri nama Batik Sambiloto," imbuh Tatik.

ADVERTISEMENT
Aktivitas kelompok batik Sambiloto, Bojonegoro.Aktivitas kelompok batik Sambiloto, Bojonegoro. Foto: Istimewa/Dok. Kelompok Batik Sambiloto Bojonegoro)

Tatik dan temannya terus berikhtiar dan berdoa agar keinginannya untuk memiliki usaha bersama di kampungnya tetap bisa berdiri dan bermanfaat bagi semua emak-emak di kampungnya.

Dibantu pihak Pemerintah Desa Sambiroto, Tatik akhirnya bisa berkomunikasi dengan perusahaan minyak Pertamina EP melalui program tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR).

"Ikhtiar dan doa kami akhirnya terkabul. Pemdes kami bersama Pertamina EP melirik kegiatan kami bersama warga dengan memberikan program pendampingan CSR dan membuat kelompok baru lagi," tutur Tatik.

Kini Tatik sang Guru TK bersama emak-emak di Sambiroto bisa terus berkarya dengan merek Batik Sambiloto yang menawarkan berbagai motif kembang Sambiloto dan Wayang Tengul.

Aktivitas kelompok batik Sambiloto, Bojonegoro.Aktivitas kelompok batik Sambiloto, Bojonegoro. (Foto: Istimewa/Dok. Kelompok Batik Sambiloto Bojonegoro)

"Alhamdulilah dengan mengikuti (banyak) pameran, kelompok Batik Sambiloto sekarang omzetnya mencapai rata-rata Rp 3,5 juta per bulan," katanya.

Selain menambah pendapatan kelompok membatik kami juga sering menjadi narasumber bagi anak anak dan kaum putri untuk berlatih membatik.




(dpe/iwd)


Hide Ads