Matahari belum terbit saat Junari (60) menata lapak dagangannya di Kampung Kue Rungkut Lor Surabaya. Meski masih gelap, sejumlah pembeli telah menanti untuk memborong aneka kue tradisional yang ditawarkan di sini.
Junari pun dengan ramah melayani satu per satu pembeli. Ada beragam jenis kue dengan tampilan menarik yang siap untuk dipinang.
Kampung Kue Rungkut Lor Surabaya memang terkenal sebagai surganya kue di Surabaya. Kampung ini menjadi salah satu destinasi wisata kuliner andalan di Kota Pahlawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada puluhan jenis kue yang tersedia di sini. Tak heran, ratusan orang berkunjung ke Kampung Kue setiap harinya untuk memburu jajanan tradisional hingga modern yang mereka inginkan. Para pemburu kue ini tak hanya dinikmati, namun terkadang juga dijual lagi.
Pencinta kue dijamin akan kalap jika datang ke sini. Sebab, di Kampung Kue ini tersedia sampai 50 jenis kue yang wajib untuk dicicipi. Mulai dari putu ayu, roti kukus, karamel, cucur, brownies, kue tok, kue lumpur, lemper, lemet, risoles, nagasari, macem-macem pokoknya.
![]() |
Junari sudah sejak 2017 menjual kue di sini. Ia menyebut, pendapatan bersih per bulan bisa di atas UMR Kota Surabaya. Menurutnya, pengunjung biasanya membludak saat akhir pekan pada pukul 07.00 WIB hingga 09.00 WIB.
"Untuk omzetnya gak menentu, per bulannya bisa sampai Rp 5 juta bersih, bahkan lebih," beber Junari.
Pendiri Kampung Kue Rungkut Lor, Choirul Mapuduah menyebut saat ini setidaknya ada 68 penjual yang merupakan warga setempat. Perempuan yang akrab disapa Irul itu mengungkapkan hampir seluruh anggota Kampung Kue merupakan nasabah BRI.
Karena hal ini, anggotanya kerap memanfaatkan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI dan mendapatkan bantuan sarana dan prasaran. Bantuan tersebut bahkan telah dimulai sejak tahun 2021.
"Seperti tenda, celemek, meja, baju, topi, dan pameran-pameran kita diajak BRI untuk mempromosikan produk Kampung Kue," tandas Irul.
(hil/iwd)