Pemkot Bakal Gelar Acara untuk Ramaikan Serambi Ampel Saat Ramadan

Pemkot Bakal Gelar Acara untuk Ramaikan Serambi Ampel Saat Ramadan

Esti Widiyana - detikJatim
Sabtu, 09 Mar 2024 06:00 WIB
Sentra Kuliner Serambi Ampel eks rumah potong babi yang masih sepi pedagang.
Sentra Kuliner Serambi Ampel eks rumah potong babi yang masih sepi pedagang. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Pemkot Surabaya telah mengubah eks rumah potong hewan (RPH) babi di Jalan Pegirian menjadi sentra kuliner yang dinamai Serambi Ampel. Namun, 161 pedagang yang dipindahkan ke Serambi Ampel belum semuanya mengisi stan.

Ada sejumlah pedagang yang masih setengah hati pindah ke Serambi ampel. Mereka setengah hati pindah karena omzet menurun hingga bau yang kurang sedap di eks RPH babi.

Pemkot Surabaya pun berupaya untuk meramaikan Serambi Ampel, apa lagi sebentar lagi sudah masuk Ramadan. Acara hingga musik akan digelar untuk menarik pengunjung agar datang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk meramaikan di situ kita adakan acara, misalnya festival Jambari 3 Kecamatan. Kita sudah koordinasi dengan Satpol PP dan Dinkopdag dikasih musik gambus," kata Camat Semampir Yunus kepada detikJatim, Jumat (8/3/2024).

Sementara untuk bau yang kurang sedap, karena tempat merupakan eks RPH babi, pihaknya juga membenahi itu. Jajaran terkait juga sudah melakukan upaya agar aroma tak sedap itu bisa hilang.

ADVERTISEMENT

Meski disebutkan ada 161 pedagang yang direlokasi ke Serambi Ampel, nyatanya di lokasi tak sebanyak itu. Pantauan detikJatim, masih cukup banyak stan yang belum ditempati.

"Nah ini, kami meski ngobrol lagi. Saya akui memang tidak ada yang sempurna di dunia ini, makanya apa masukannya akan ditampung. Contohnya, 'pak aku jualan kare, panci ditaruh mana?' Kami siapkan di situ (Serambi Ampel)," ujarnya.

Terkait air dan listrik, sudah tersedia wastafel dan colokan listrik. Keduanya berfungsi dan bisa digunakan oleh para pedagang. Yunus menegaskan tak ada pedagang yang menolak relokasi. Namun pihaknya juga masih mendata pedagang yang belum masuk ke Serambi Ampel.

"Saya garis bawahi, hasil ngobrol sama pedagang, menurut pedagang ada yang berjualan di situ belum masuk sehingga pada saat itu kami kumpul, kami buka-bukaan data. Ada yang belum didata dan ada yang sudah didata tapi belum ambil," pungkasnya.

Sebelumnya, salah satu pedagang di Serambi Ampel, Sumaidah (43) mengaku setengah hati pindah ke lokasi itu. Karena saat dirinya berjualan di tepi Jalan Nyamplungan Gang 6 mampu mendapat omzet Rp 500 ribu per hari. Sekarang di Serambi Ampel omzetnya turun Rp 100 ribu per hari.

"Setengah hati pindah ke sini. Biasanya di pinggir jalan, ini nggak keliatan. Pendapatan berkurang, 100% jadi 20%. Minta doanya saja," kata warga Jalan Petukangan Tengan ini.

Ia mengakui masih sedikit pedagang yang pindah ke Serambi Ampel. Jika memang masih banyak pedagang yang belum dipindahkan dari tepi jalan ke eks RPH babi itu, Sumaidah ingin kembali berjualan di sana.

Selain mengeluhkan sepinya dagangan, dia juga mengeluhkan aroma yang kurang sedap. Dia menyebutkan aroma tak sedap itu yang membuat pelanggan yang biasanya beli enggan mampir ke eks RPH babi.

Meski demikian Sumaidah mengakui bahwa Serambi Ampel telah disulap menjadi bersih. Dia hanya berharap Pemkot Surabaya bisa mengatasi masalah bau itu kemudian bisa meramaikan Serambi Ampel.

"Sebenarnya bagus juga di sini tempatnya enak, bersih. Harapannya pemkot punya cara untuk meramaikan di sini, karena sudah diminta pindah ke sini," ujarnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads