Pedagang Setengah Hati Pindah ke Sentra Kuliner Ampel Eks Rumah Potong Babi

Pedagang Setengah Hati Pindah ke Sentra Kuliner Ampel Eks Rumah Potong Babi

Esti Widiyana - detikJatim
Kamis, 07 Mar 2024 09:00 WIB
Sentra Kuliner Serambi Ampel eks rumah potong babi yang masih sepi pedagang.
Sentra Kuliner Serambi Ampel eks rumah potong babi yang masih sepi pedagang. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Pemkot Surabaya telah mengubah eks rumah potong hewan (RPH) babi di Jalan Pegirian menjadi sentra kuliner yang dinamai Serambi Ampel. Namun, 161 pedagang yang dipindahkan ke Serambi Ampel belum semuanya mengisi stan.

Pantauan detikJatim, di dalam Serambi Ampel yang menjadi bagian dari Wisata Religi Ampel itu baru diisi sangat sedikit pedagang. Aroma tak sedap masih tercium, apalagi ketika angin berembus.

Sebaliknya, pedagang di sepanjang tepi Jalan KH Mas Mansyur juga sudah tak terlihat. Hanya ada sejumlah kendaraan mobil dan motor yang tengah diparkir di tepi jalanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sentra Kuliner Serambi Ampel eks rumah potong babi yang masih sepi pedagang.Salah satu pedagang di Sentra Kuliner Serambi Ampel yang mengeluh sepi. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)

Salah satu pedagang di Serambi Ampel, Sumaidah (43) mengaku setengah hati pindah ke lokasi itu. Karena saat dirinya berjualan di tepi Jalan Nyamplungan Gang 6 mampu mendapat omzet Rp 500 ribu per hari. Sekarang di Serambi Ampel omzetnya turun Rp 100 ribu per hari.

"Setengah hati pindah ke sini. Biasanya di pinggir jalan, ini nggak keliatan. Pendapatan berkurang, 100% jadi 20%. Minta doanya saja," kata warga Jalan Petukangan Tengan ini kepada detikJatim, Kamis (7/3/2024).

ADVERTISEMENT

Ia mengakui masih sedikit pedagang yang pindah ke Serambi Ampel. Jika memang masih banyak pedagang yang belum dipindahkan dari tepi jalan ke eks RPH babi itu, Sumaidah ingin kembali berjualan di sana.

Selain mengeluhkan sepinya dagangan, dia juga mengeluhkan aroma yang kurang sedap. Dia menyebutkan aroma tak sedap itu yang membuat pelanggan yang biasanya beli enggan mampir ke eks RPH babi.

"Baunya mempengaruhi, pelanggan disuruh ke sini nggak mau. Pelanggan lari, tahu tempatnya di sini gak mau," katanya.

Meski demikian Sumaidah mengakui bahwa Serambi Ampel telah disulap menjadi bersih. Dia hanya berharap Pemkot Surabaya bisa mengatasi masalah bau itu kemudian bisa meramaikan Serambi Ampel.

Sentra Kuliner Serambi Ampel eks rumah potong babi yang masih sepi pedagang.Sentra Kuliner Serambi Ampel eks rumah potong babi yang masih sepi pedagang (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)

"Sebenarnya bagus juga di sini tempatnya enak, bersih. Harapannya pemkot punya cara untuk meramaikan di sini, karena sudah diminta pindah ke sini," ujarnya.

Salah satu pedagang kurma musiman yang masih berjualan di tepi Jalan Semar, Tika (36) mengaku sudah mengontrak ke pemilik rumah dan dagangannya dibuat mepet dengan tembok.

"Disuruh mepet nggak apa apa, ini ngontrak. Boleh di sini. Kemarin diobrak-obrak Satpol PP. Jualan masa nggak boleh, jualan pas bulan puasa tok, kalau nggak puasa ya enggak," kata Tika.

Dirinya berharap masih diizinkan untuk berjualan di sana karena sebentar lagi Ramadhan. Wisata Religi Ampel dan sekitarnya biasanya selalu ramai peziarah yang mampir ke tempat dagangannya.

"Kalau puasa kan mesti ramai di sini. Saya jualan di sini sejak kecil. Biasanya banyak yang jual kurma di pinggir jalan sini," pungkasnya.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebutkan UMKM yang berada di dalam Serambi Ampel adalah para pedagang dari Kecamatan Simokerto, Kecamatan Pabean Cantikan, dan Kecamatan Semampir. Pedagang yang direlokasi ke Serambi Ampel totalnya sebanyak 161 orang.

Sentra Kuliner Serambi Ampel eks rumah potong babi yang masih sepi pedagang.Pengumuman bahwa semua pedagang dipindahkan ke Sentra Kuliner Serambi Ampel eks rumah potong babi. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)

"Jadi ada yang masuk di Serambi Ampel, yang di Jalan KH Mas Mansyur pindah ke Jalan Kalimas Timur, yang sebelahnya sungai, jadi sebagian di sana, sebagian di sini," ujarnya.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan (Dinkopumdag) Dewi Soeriyawati mengatakan total pedagang yang direlokasi ada 250 orang. Sebanyak 161 pedagang dipindahkan ke dalam Serambi Ampel dan 89 pedagang lainnya direlokasi ke parkir bus kawasan wisata religi Ampel.

"Dari Kecamatan Semampir ada 138 pedagang, Kecamatan Pabean Cantian 78 pedagang, dan 34 pedagang dari wilayah Kecamatan Simokerto. Sif-sifan, pagi sama malam, karena kan kita harus memasukkan semua," pungkasnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads