Hari masih pagi dan mendung, Diah Oktavia tampak sudah berada di stan bunga dan tanaman hiasnya di Pasar Bratang, Surabaya. Ibu 2 anak itu menyambut detikJatim yang datang menemuinya.
Perempuan 32 tahun itu mengaku menjadi pedagang bunga dan tanaman hias karena mengikuti jejak keluarganya. Ia sendiri merupakan generasi ketiga yang mengikuti jejak bisnis keluarganya di Pasar Bunga Bratang.
"Awalnya dulu Pasar Bunga Bratang ini tempat pembuangan sampah lalu diubah jadi pasar ini. Jadi pasar ini sudah ada sejak tahun 1950. Kakek, kedua orang tua saya ya juga pedagang bunga di sini," tutur Diah kepada detikJatim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diah mengaku omzet penjualan bunga dan tanaman hias saat ini cenderung stabil, tidak naik juga tidak turun signifikan. Ia lalu menuturkan momen saat pandemi COVID-19 yang banyak membuat rontok para pelaku usaha dan UMKM itu.
Namun sebaliknya, saat pandemi selama 2 tahun itu, justru para pedagang bunga kebanjiran pesanan bunga dan tanaman hias. Pesanan tak hanya dari dalam namun hingga sampai luar kota.
"Ya mungkin karena kan pas pandemi kan banyak orang di rumah tak bisa kemana-mana. Jadi banyak cari kegiatan merawat bunga dan tanaman," ujar alumnus Fakultas Psikologi Untag 1945 Surabaya itu.
"Stok sampai habis, sampai ke luar kota cari bunga dan tanaman hias pesanan, dapat barang kita gak ke pasar lagi tapi langsung anterin ke pemesan," imbuhnya.
Karena hal ini, Diah pun mengaku harus mencari pinjaman bank dalam jumlah besar untuk membeli bunga dan tanaman hias. Ia mengaku saat itu tertolong dengan pinjaman Kupedes BRI Unit Bratang.
"Waktu itu saya sempat ambil tambahan modal bukan dari KUR tapi Kupedes Rp 100 juta, jaminan BPKB mobil. Ya, alhamdulillahnya itu," kenang Diah.
Banjirnya pesanan ini otomatis membuat cuan para pedang bunga dan tanaman hias mengalir deras. Selama pandemi para pedangan bisa meraup omzet hingga Rp 20 Juta per bulan.
"Waktu pandemi bisa Rp 15 sampai Rp 20 juta per bulan. Sekarang (setelah pandemi) Rp 6 juta sudah lumayan," ungkap Diah.
Kepala Unit BRI Bratang, M Rizky Adrianto mengatakan Kupedes merupakan salah satu jenis kredit yang bisa dimanfaatkan kepada para pelaku usaha di segala sektor. Ia menyebut syarat pengajuan juga cukup mudah dengan bunga yang bersaing.
"Pengajuan mulai dari Rp 10 juta sampai dengan Rp 500 juta, bisa menggunakan jaminan (berupa aset yang dimiliki tidak harus SHM) dan mendapat asuransi jiwa, kecelakaan, kesehatan dan meninggal dunia," jelas Rizky.
"Sistem pembayaran yang sangat mudah bisa disetorkan di BRI terdekat dimana Anda berada serta melalui agen BRILink di sekitar tempat tinggal atau tempat usaha anda," tandasnya.
(abq/iwd)