Rumah Potong Hewan (RPH) khusus babi di Jalan Pegirian dipindah ke Surabaya Barat. Bekas RPH ini direnovasi dan akan dijadikan sebagai sentra kuliner untuk pedagang kawasan Wisata Religi Ampel.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjamin para pedagang yang akan dipindahkan bahwa RPH babi sudah direnovasi. Agar pedagang tak perlu khawatir soal najis.
"Bangunan akan ditimpa dengan semen baru, beton baru dan lantai baru. Sehingga tidak perlu khawatir akan najis, karena semuanya baru," tegas Eri saat di lokasi, Jumat (23/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, Pemkot sudah memindahkan RPH babi yang sebelumnya di Jalan Pegirian ke kawasan Surabaya Barat, yakni Banjar Sugihan. Pemindahan ini menjadi bagian dari penataan kawasan wisata Kota Tua yang juga meliputi kawasan Arab.
"Jadi Alhamdulillah setelah sekian tahun rencana pemindahan RPH babi bisa dilaksanakan. Sehingga pedagang yang ada di Jalan KH Mas Mansyur bisa berjualan di sini (Bekas RPH babi)," tegasnya.
Menurut dia, bekas RPH babi sudah mulai direnovasi dan ditata, agar para pedagang nyaman berjualan. Nantinya sentra wisata kuliner (SWK) dan pusat oleh-oleh di Pengirian akan dilewati bus-bus untuk parkir sebelum ke terminal. Sehingga wisatawan bisa makan atau belanja.
"Sehingga nanti yang ada di kawasan di rombak total bentuknya, pedagang yang ada di atas sungai akan dirombak total," ujarnya.
Eri menjelaskan, pembangunan SWK dan pusat oleh-oleh di Pegirian tak hanya di kawasan bekas RPH babi saja. Melainkan dilebarkan hingga RPH sapi dan kambing yang ada di sebelahnya.
"Jadi ini akan kami lebarkan sampai RPH sana (RPH sapi) rencanaya itu juga akan dipindah nanti. Sehingga akan nyambung ini dan menjadi luas untuk para pedagang," jelasnya.
Ia menyebut, ada sekitar 400 pedagang yang akan pindah ke SWK dan sentra oleh-oleh Pegirian. Jumlah pedagang tersebut sudah mencakup yang berjualan di malam dan pagi hari.
"Para pedagang kalau pagi 200, kalau malam 150-an hampir 400. Karena pedagang yang ada di Mas Mansyur Semampir itu kan ada yang pagi sampek jam 11.00 WIB. Jam 11.00 WIB berhenti, sore ada lagi, jadi shif-shifan, sambil menunggu kandang sapi selesai, nanti akan dipindah semua," urainya.
Saat penataan sudah dilakukan dan pedagang dipindahkan, suasana kawasan Religi Ampel, Kota Tua akan semakin terlihat. Karena nantinya akan dibuatkan Gapura di Ampel Rahmat. Tujuannya, jelas Eri, wisatawan tahu kalau mau masuk ke kawasan Religi Ampel dari Ampel Rahmat.
Di sisi lain, pedagang justru belum mengetahui adanya rencana relokasi berjualan. Seperti salah satu pedagang sandal di depan RPH Pegirian, Siti Maimunah mengaku belum mengetahui rencana tersebut.
"Belum, belum tau kalau pindah takutnya kami tidak punya pendapatan, karena sekarang saja hanya ada satu dan dua pembeli," kata Maimunah.
Maimunah mengaku masih bimbang apakah setuju atau tidak dipindahkan. Sebab, selama ini wisatawan jarang yang berbelanja dan mayoritas pembeli adalah warga sekitar sendiri.
"Wisatawan itu nggak mesti, kadang mereka hanya duduk-duduk saja tidak beli," pungkasnya.
(esw/fat)