Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung soal kekayaan sumber daya alam (SDA) di Indonesia yang hanya dieskpor mentah-mentah. Jika hal ini terus dilakukan, Indonesia tak akan bisa menjadi negara maju meskipun memiliki SDA yang kaya.
Selama ini, Jokowi mengaku Indonesia sering terlena untuk menjual barang mentah. Misalnya batu bara cuma dicangkul, kemudian diekspor mentah-mentah.
"Kita tahu sumber daya alam kita memang melimpah, tapi tidak cukup untuk jadi negara maju. Justru kita sering lupa, karena kayak batu bara aja kita langsung cangkul saja dijual, laku keras," ungkap Jokowi dalam sambutannya di acara Konvensi dan Temu Tahunan Forum Rektor Indonesia di Unesa yang disiarkan dalam YouTube Sekretariat Presiden, Senin (15/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain batu bara, Jokowi mengatakan, nikel hingga bauksit sebelumnya juga masih diberlakukan sama, yakni diekspor mentah-mentah. Meskipun, kedua komoditas ini sekarang sudah dilarang untuk diekspor mentah-mentah.
Menurut Jokowi, menjual barang mentah pasarnya memang sangat mudah. Apalagi, keuntungannya pun jelas. Namun, Indonesia tidak mendapatkan nilai tambah dari praktik tersebut.
"Nikel sebelumnya juga sama, dicangkul saja, ekspor, semua negara terima tanpa nilai tambah. Lalu bauksit cangkul saja, ekspor, juga semua negara mau mengambilnya tapi kita tidak memiliki nilai tambah," beber Jokowi.
Di sisi lain, kekayaan alam melimpah meskipun sudah dihilirisasi juga belum cukup untuk membuat Indonesia menjadi negara maju. Indonesia juga butuh sumber daya manusia berkualitas.
"Sekali lagi urusan sumber daya alam yang kaya saja tidak cukup untuk membuat kita jadi negara maju. Paling penting kita butuh sumber daya manusia berkualitas, kita butuh ilmu pengetahuan dan teknologi, serta inovasi berkualitas," tutur Jokowi.
Untuk itu, Jokowi memberi tugas penting pada perguruan tinggi untuk menciptakan SDM unggul dalam menyongsong Indonesia emas di 2024.
"Keduanya menjadi tugas penting lembaga pendidikan tinggi kita, tugas dosen, rektor, dan tugas kita semuanya," pesannya.
(hil/dte)