Keluh Kesah Jokowi soal Mahasiswa Indonesia yang Belajar di Amerika: Cuma 5

Keluh Kesah Jokowi soal Mahasiswa Indonesia yang Belajar di Amerika: Cuma 5

Hilda Rinanda - detikJatim
Senin, 15 Jan 2024 09:58 WIB
Jokowi di Unesa
Jokowi buka forum rektor di Unesa/Foto: Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden
Surabaya - Presiden Joko Widodo membuka forum rektor se-Indonesia di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Di sini, Jokowi sempat menyinggung peran penting pendidikan tinggi dalam kemajuan bangsa.

Saat sambutan di forum tersebut, Jokowi juga menyinggung soal banyaknya mahasiswa asal China di sejumlah universitas di Amerika Serikat. Ia menyebut, hal ini membuat Republik Rakyat Tiongkok (RRT) lebih berkembang dalam 20 tahun ini. Sebaliknya, Jokowi mengeluh mahasiswa Indonesia yang kuliah di AS hanya 5.

"Kemarin sore saya baru saja tiba dari lawatan ke tiga negara dari Filipina kemudian ke Vietnam dan ke Brunei, kemarin sore tiba di Jakarta. Tadi subuh dari Bogor saya ke Surabaya hanya khusus untuk forum rektor Indonesia. Karena lembaga perguruan tinggi itu betapa sangat pentingnya dan punya peran yang sangat strategis bagi negara ini dan juga rektor yang punya peranan besar," kata Jokowi membuka sambutannya yang dilihat detikJatim di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (15/1/2024).

Jokowi juga menyinggung kunjungannya ke sejumlah universitas di Amerika. Di sana, ia menemui banyak mahasiswa asal Tiongkok.

"Saya juga baru saja bulan yang lalu datang ke Amerika dan pergi ke 2 perguruan tinggi tidak usah saya sebutkan nama universitasnya di Washington DC dan di san Fransisco," kata Jokowi.

"Kita masuk dan saya lihat apa yang ada di pikiran saya betul-betul saya kaget karena yang saya lihat lebih dari separuh mahasiswanya itu dari Tiongkok, dari China," imbuhnya.

Hal ini, membuat Jokowi menduga, penyebab majunya negara Tiongkok, karena ditunjang SDM-nya.

"Saya kemudian berpikir oh inilah yang menyebabkan yang namanya China Tiongkok itu melompat maju di 20 tahun terakhir ini dan melampaui negara-negara yang sudah maju," beber Jokowi.

Sementara itu, mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Amerika, hanya hitungan jari.

"Yang saya lihat kedua siapa ini mahasiswa yang paling banyak, India. Saya cari lagi mahasiswa dari Indonesia ternyata ada 5 sangat kecil sekali," ungkap Jokowi.

"Kemudian saya dibawa ke fakultas jurusan robotik dan AI, dan saya lihat sama lebih dari separuh mahasiswa yang ada di situ itu dari Tiongkok dari RRT. Artinya mereka belajar ai mereka belajar robotik untuk laut dalam laut dalam, robotik untuk agri robotik untuk medik, untuk manufacturing semuanya di situ mereka belajar," imbuhnya.

Untuk itu, Jokowi ingin menyiapkan SDM Indonesia lebih unggul. Apalagi, Indonesia akan menghadapi bonus demografi di 2045.

"Inilah yang harus kita siapkan karena 5 tahun 10 tahun yang akan datang kita akan mendapatkan bonus demografi. SDM unggul akan menjadi kunci dan itu yang harus betul-betul kita persiapkan secara real dan konkret," tambah Jokowi.

Jokowi pun berpesan pada para rektor hingga dosen untuk menyiapkan generasi unggulan demi menyongsong Indonesia Emas di 2045.

"Sekali lagi sumber daya alam yang melimpah tidak lah cukup untuk menjadi negara maju, yang paling penting yang pertama kita butuh SDM yang berkualitas, yang kedua kita butuh iptek dan inovasi yang juga berkualitas. Keduanya menjadi tugas penting lembaga pendidikan tinggi kita, tugas para dosen tugas para rektor dan tugas kita semuanya," pesan Jokowi.


(hil/dte)


Hide Ads