Beberapa pedagang konsol game di Tunjungan Electronic Centre (TEC) atau yang dulu dikenal dengan Tunjungan Center (TC) Surabaya memilih bertahan meski sepi pengunjung. Padahal kini di dalam gedung tersebut banyak toko yang sudah ditutup karena sepi pengunjung.
Salah seorang pedagang PlayStation elektronik di TEC Surabaya, Ratna mengatakan, banyak pedagang yang masih memilih tetap membuka toko lantaran masih banyak pembeli. Namun, sekarang transaksinya beralih ke jejaring online.
"Masih bertahan sampai saat ini ya karena pelanggan kami masih ada di online. Istilahnya ya kami ngikuti zaman, saya jual di tiga situs online buat mempertahankan penghasilan," ungkap Ratna saat ditemui detikJatim, Jumat (22/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Ajeng Utari, salah seorang pegawai stan yang juga menjual konsol game di TEC Surabaya menyebut, banyak faktor yang membuat gedung enam lantai itu sepi pengunjung. Seperti pergeseran belanja online dan kemunculan pusat perbelanjaan modern.
Hal ini juga yang menurut Ajeng akhirnya mengharuskan para pedagang di TEC Surabaya mengikuti perkembangan zaman. Caranya dengan membuka toko di situs online demi menjaga eksistensi mereka.
"Waduh, kalau dari penjualan di toko offline di sini aja ya dapet apa? Apalagi sekarang pada pakai online-online. Jasa servis di toko memang tetap jalan, tapi keuntungan ya yang banyak tetap dari penjualan online," tuturnya.
Ajeng mengungkapkan, pedagang yang bertahan di tengah situasi yang sepi pengunjung mengalami penurunan omzet penjualan sangat signifikan. Ditambah lagi pandemi COVID-19 yang membuat TEC harus tutup karena lockdown.
Pedagang lainnya, Alfian mengungkapkan sebagai pedagang tradisional di dalam gedung seperti Tunjungan Center, ia merasa harus beradaptasi dengan gempuran e-commerce dan toko online. Beruntung, dengan mengandalkan situs online ia bisa mendapatkan pelanggan dari berbagai daerah.
"Mau nggak mau ya harus adaptasi, ikut usaha buat ngikutin tren karena emang nggak bisa ngandelin dari toko ini aja, apalagi sewanya di sini juga mahal. Yang di online juga macam-macam banyak yang dari luar daerah, cuma kalau mau ngirim komponen konsol game yang besar ukurannya saya suruh langsung ke toko buat ngecek," jelasnya.
Meski sudah berusaha beradaptasi dengan gempuran e-commerce dan toko online, pedagang di Tunjungan Center tetap mengalami banyak kendala. Salah satunya persaingan harga di pasar online.
"Tapi sebenarnya pas kami jual secara online pun, kadang juga tetap kesulitan, apalagi persaingan di pasar online itu harganya banyak yang lebih murah. Padahal kami ambil dari distributor udah berapa itu harganya, pusing kalau dilihat," pungkas Alfian.
(irb/dte)