Kapal bendera Vietnam bersandar di Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi. Sebanyak 6.900 ton beras yang dikemas karuna-karung bulog dibongkar dan dikirim ke gudang Bulog Tanjungwangi.
Bongkar muat beras impor tersebut berlangsung selama 6 hari dan berakhir, Senin (20/11/2023). Selain dari Vietnam, beras impor yang masuk juga berasal dari Thailand. Dengan jumlah total mencapai 31.500 ton.
Pimpinan Cabang Bulog Banyuwangi Harisun menjelaskan, beras impor yang masuk melalui Pelabuhan Tanjungwangi tersebut berasal dari Vietnam. Ini merupakan kedatangan ke-6 selama 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah ini, ada rencana lagi beras impor datang ke Banyuwangi," kata Harisun, Selasa (21/11/2023).
Kedatangan 6.900 beras impor yakan dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan beras di Bali sebanyak 3.000 ton.
"Sisanya disimpan di Gudang Bulog Banyuwangi," tambah Harisun.
Ia menjelaskan, beras impor yang masuk ke Banyuwangi digunakan memenuhi kebutuhan di berbagai daerah. Bukan hanya Jawa Timur, beras-beras itu juga dikirim ke daerah defisit beras. Seperti Nusa Tenggara Timur dan Bali.
September lalu, Bulog mengirim 16 ribu ton beras impor ke NTT, Bali, dan Bondowoso. Pengiriman beras tersebut berdasarkan penugasan dari Bulog Pusat kepada Bulog Banyuwangi.
Sementara untuk Banyuwangi, Harisun menyebut, stok beras yang tersedia masih mencukupi hingga beberapa bulan ke depan. Sebelum kedatangan beras impor kali ini, stok beras di gudang Bulog Banyuwangi mencapai 61 ribu ton.
"Itu setara dengan ketahanan stok lima bulan," kata Harisun.
(erm/fat)