Pemerintah telah meneken kontrak impor beras 700 ribu ton. Ratusan ribu ton beras itu diimpor dari Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar.
"(Impor 700 ribu ton) Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar," kata Kabag Humas dan Kelembagaan Perum Bulog Tomi Wijaya seperti dikutip dari detikFinance, Jumat (27/10/2023).
Tomi mengatakan target ratusan ton beras impor itu bisa terealisasi akhir tahun ini. Sebab, sudah dilakukan teken kontrak sehingga diharapkan beras impor bisa segera dikirim ke Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sudah kontrak secepatnya diminta untuk dikirimkan," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas menjelaskan Perum Bulog sebagai BUMN Pangan ditugaskan pemerintah untuk mengimpor beras 1,5 juta ton. Dan, sebanyak hampir setengahnya telah diteken kontrak tahun ini.
"Bulog ditugaskan lagi untuk impor beras sebanyak 1,5 juta ton dan 700 ribu ton sudah dikontrak untuk tahun ini," katanya, seraya menyebut impor dilakukan untuk pemenuhan cadangan beras pemerintah (CBP) dan penyaluran bantuan pangan beras hingga Desember.
Ia menjelaskan CBP di gudang Perum Bulog idealnya sebanyak 1,2 juta ton pada akhir tahun. Dengan adanya impor beras tersebut, maka pasokan beras dirasa cukup.
"Stok yang dikuasai Bulog saat ini sebanyak 1,48 juta ton, jika dikurangi dengan sisa bantuan pangan tahap 2 dan tambahan alokasi Desember, maka stok kita masih cukup banyak," terangnya.
(irb/iwd)