Ajinomoto Konversi Bahan Bakar Batu Bara ke Biomassa Perkuat Industri Hijau

Ajinomoto Konversi Bahan Bakar Batu Bara ke Biomassa Perkuat Industri Hijau

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Rabu, 01 Nov 2023 20:44 WIB
Ajinomoto Mojokerto
Ajinomoto konversi batu bara ke biomassa untuk memperkuat industri hijau (Foto: Enggran Eko Budianto)
Mojokerto -

PT Ajinomoto Indonesia menjalankan sejumlah program untuk memperkuat industri ramah lingkungan atau Green Industry. Salah satunya dengan mengonversi bahan bakar ketel uap atau boilernya dari batu bara ke biomassa untuk menekan emisi CO2 atau gas rumah kaca.

PT Ajinomoto Indonesia meraih Green Industry Award dari Kementerian Perindustrian level 5 tahun 2021 dan 2022. Enggan berpuas diri, pabrik penyedap rasa ini memperkuat industri hijau.

Direktur PT Ajinomoto Indonesia Samsul Bakhri mengatakan, untuk memperkuat industri hijau, pihaknya menempuh 2 langkah. Pertama, efisiensi penggunaan sumber daya, seperti air dan listrik. Terkait konsumsi air misalnya, ditargetkan turun hingga 80 persen tahun 2030.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Caranya misalnya perbaikan waste water treatment mengacu pada prinsip 3R, Reduce, Reuse, dan Recycle. Jadi, dengan cara itu kami bertahap menurunkan konsumsi air. Pelestarian air juga kami implementasikan melalui pemakaian sabun berbahan asam amino ramah lingkungan," kata Samsul di pabrik PT Ajinomoto Indonesia, Desa Mlirip, Jetis, Mojokerto, Rabu (1/11/2023).

Langkah kedua, lanjut Samsul, melalui penerapan energi baru terbarukan (EBT) untuk menekan emisi gas rumah kaca. Salah satunya dengan memasang panel surya di atap gedung-gedung pabrik PT Ajinomoto Indonesia. Pemasangan panel surya sebagai sumber energi ramah lingkungan ditargetkan tuntas tahun 2027.

ADVERTISEMENT

"Konversi bahan bakar boiler dari batu bara yang tak ramah lingkungan menjadi biomassa. Target kami mengurangi emisi CO2 sampai 60 persen di tahun 2030 secara bertahap," terangnya.

Ajinomoto MojokertoPeresmian mesin boiler PT Ajinomoto Indonesia yang kini memakai bahan bakar biomassa. Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim

Sedangkan langkah ketiga, mengurangi sampah melalui program ekonomi sirkular. Mulai dengan memperpanjang masa pakai bahan atau sumber daya, memanfaatkan dan mendongkrak nilai produk sampingan, mendaur ulang sampah plastik dari kemasan produk, hingga mengurangi penggunaan plastik untuk kemasan yang dialihkan ke kertas.

"Untuk daur ulang sampah plastik kami kerja sama dengan pihak ketiga, kami memasang bank sampah. Masyarakat pengguna produk kami, sampah bungkus bisa dikirim agar mendapatkan poin, lalu sampah didaur ulang. Lokasinya sementara di Surabaya, akan menyusul di Mojokerto," jelasnya.

Konversi bahan bakar ketel uap PT Ajinomoto Indonesia dari batu bara ke biomassa diresmikan sore tadi. Peresmiannya dihadiri Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati. Director and Deputy Factory Manager PT Ajinomoto Indonesia Satria Gentur menjelaskan, pihaknya menargetkan Nett Zerro Emition (NZE) tahun 2060.

Berdasarkan roadmap perusahaan, menurutnya, konversi bahan bakar dari batu bara ke biomassa tahun 2021-2025. Sampai akhirnya tahun 2060 kelak semua energi listrik diperoleh dari energi baru terbarukan. Terkait konversi bahan bakar yang hari ini diresmikan operasionalnya, baru sekitar 30 persen dari target.

Pergantian batu bara setidaknya membutuhkan 130-150 ton biomassa per hari untuk bahan bakar ketel uap. Biomassa yang digunakan PT Ajinomoto Indonesia meliputi palet kayu, sekam padi, dan cangkang sawit. Bahan bakar sebesar itu mampu menghasilkan 30 ton uap panas per jam.

"Perbandingan kalori batu bara 4.800-5.200 kalori, kalau biomassa 3.800-4.000 kalori. Menggunakan biomassa sedikit hemat karena harga batu bara sekarang naik. Target penurunan CO2 bisa sampai 36,8 persen," tandasnya.




(dpe/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads