Masyarakat Banyuwangi kini mulai beralih ke elpiji non subsidi dengan kemasan 5,5 kilogram dan 12 kilogram. Hal ini usai ramai keluhan sulitnya mendapatkan gas elpiji dengan tabung 3 kilogram di Banyuwangi.
Permintaan elpiji non subsidi pun semakin meningkat. Ini ditandai adanya peningkatan permintaan tabung elpiji non subsidi yang berwarna pink di seluruh Banyuwangi.
Sales Brand Manager PT Pertamina Patra Niaga Banyuwangi Denny Nugrahanto mengungkapkan, permintaan ini terlihat sejak satu pekan terakhir, dengan jumlah peningkatan mencapai 60% sampai 70%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Muncul kesadaran mereka yang mau mulai beralih ke yang pink, harapannya ini tetap terjaga kesadaran masyarakat terutama bagi yang mampu, kenaikannya sampai sekitar 60 sampai 70 persen," ungkap Denny saat melakukan pemantauan langsung distribusi elpiji subsidi di Pangkalan Banyuwangi, Rabu (9/8).
Denny menambahkan, dalam kondisi normal, elpiji kemasan tabung non public service obligation (PSO) yang disebut juga non subsidi ini pasokannya berkisar di angka 7 ton per hari, baik dalam kemasan 5,5 kilogram maupun 12 kilogram.
Namun, dalam sepekan terakhir, naik menjadi 12 ton per hari. Elpiji ini didistribusikan langsung dari Stasiun Pengisian Bulk Energi (SPBE).
"Kalau non PSO dari harian sekitar 7 ton sekarang bisa mencapai 12 sampai 13 ton per hari karena kombinasi ya tabungnya, jadi peningkatan data satuan tabung harus kami cek terlebih dahulu. Yang pasti jumlahnya naik," kata Denny.
(hil/iwd)