Berusaha mengubah nasib. Itulah yang dilakukan oleh warga Lamongan ini. Dari semula menanam palawija di musim kemarau, ia berganti dengan menanam melon jenis golden. Hasilnya, ia meraup untung lebih jika dibandingkan dengan menanam palawija.
Petani muda Lamongan yang kini sukses itu adalah Edy Suyitno. Warga Dusun Cumpleng, Desa Brengkok, Brondong itu memanfaatkan lahan seluas 2.800 meter persegi untuk ditanami melon golden.
"Dulunya, kalau musim kemarau seperti saat ini, lahan ini ya ditanami palawija, kemudian saya mencoba mengubahnya dari palawija ke melon," kata Edy Suyitno, Senin (3/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usaha untuk mengubah lahan palawija menjadi lahan budidaya melon jenis golden itu ia mulai pada 2014 lalu. Saat itu, ia berupaya untuk meningkatkan hasil lahan pertaniannya dari yang hanya palawija agar bisa beroleh keuntungan lebih. Terlintas di benak Edy untuk menanam melon hingga akhirnya ia memilih melon golden yang sudah ada kepastian harganya.
![]() |
"Kenapa memilih melon golden, karena rasa dan harganya memang lebih baik jika dibandingkan dengan melon-melon jenis lain. Harga melon golden juga ada kepastian jika dibanding melon jenis lain," ujarnya.
Edy kemudian menyulap lahan persawahannya untuk dijadikan budidaya buah melon golden. Edy menyebut buah melon dengan warna kuning keemasan ini merupakan varietas melon yang memiliki rasa yang sangat manis dan memiliki kulit buah yang tipis dan jika dimakan daging buah terasa lebih renyah dan legit rasanya.
"Masa panen melon golden sekitar 2 bulan, itu pun perawatannya harus intensif karena melon golden mudah terserang virus," jelasnya.
Edy ternyata tidak salah pilih. Ia sukses membudidayakan melon golden dengan keuntungan yang lebih jika dibandingkan ketika ia menanam palawija.
Masa panen yang cepat, yaitu hanya 2 bulan dan kepastian pasar membuat hasil budidaya Edy terasa lebih menguntungkan. Jika dihitung dengan luas lahan 2.800 meter persegi, papar Edy, ia bisa menghasilkan sekitar 11 ton.
"Untuk satu buah melon golden ini beratnya sekitar 1,5 kilogram hingga 2,5 kilogram dengan harga per kilonya Rp 10 ribu di tingkat petani," ungkapnya.
Budidaya melon ini sudah ditekuni Edy sejak tahun 2014 lalu. Ia mengaku omzet yang didapatkan dari budidaya melon memang lebih banyak jika dibandingkan dengan menanam palawija lainnya, hasilnya bisa 3 sampai 5 kali lipat dibandingkan hasil tanam palawija lainya.
"Pemasaran dari petani melon golden ini pun sudah jelas karena mempunyai jaringan market di Indonesia maupun di luar negeri," imbuhnya.
Buahnya yang segar dan manis jika dibandingkan dengan melon biasa membuat melon jenis golden ini pun mulai digemari oleh warga. Mereka yang berburu melon jenis ini mengaku, rasa dari melon golden sangat manis dan memiliki kulit buah yang tipis dan jika dimakan daging buah terasa lebih renyah dan legit rasanya membuat banyak.
"Selain karena rasanya yang enak, buah melon juga kaya akan vitamin C dan A, rendah kalori serta sumber kandungan gizi lainnya," ungkap salah seorang penikmat melon golden, Suminda Kasniti yang datang langsung ke lahan budidaya melon milik Edy Suyitno.
(iwd/iwd)