Sebanyak 6.194 ton beras impor asal Thailand masuk ke Banyuwangi. Proses bongkar muat berlangsung sekitar 6 hari di Pelabuhan Tanjungwangi. Beras impor ini merupakan bagian dari cadangan pangan nasional yang disimpan di gudang Bulog.
Kepala Bulog Banyuwangi Harisun mengatakan sebelumnya ada sekitar 4.200 ton beras sudah masuk dan sebanyak 2.000 ton didistribusikan ke Bali. Sementara sisanya sebagian sudah didistribusikan untuk program pasar murah.
Setiap bulan, pemerintah menugaskan kepada Bulog Banyuwangi untuk menyediakan sebanyak 1.263 ton beras. Sebagian persediaan diserap dari beras lokal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kemarin kita sudah mendistribusikan bantuan pangan untuk alokasi Maret April Mei itu, dan itu sejumlah 1.263 kali tiga dan itu hampir sejumlah 3.700 ton. Itu menggunakan beras pengadaan lokal Banyuwangi. Jadi tidak ada beras LN yang dipergunakan meskipun diperbolehkan secara regulasi," ungkap Harisun.
![]() |
Saat ini cadangan beras lokal Banyuwangi tersisa 1.500 ton. Jumlah tersebut tidak memenuhi kebutuhan sehingga pengadaan beras impor dinilai membantu pengamanan kebutuhan pangan pokok bagi Banyuwangi dan sekitarnya.
"Beras ini juga untuk cadangan bantuan masyarakat miskin dan kebutuhan darurat seperti bencana alam dan daerah lain di sekitar Banyuwangi seperti Bali," imbuhnya.
Harisun menyatakan bahwa kapasitas gudang Bulog di Banyuwangi mencapai 110.000 ton, sementara terpakai hanya sekitar 8.000 ton.
Diperkirakan akan ada 3 kapal lagi yang kembali masuk ke Banyuwangi membawa cadangan beras impor.
"Ini rencana kalau tidak salah ada tiga kapal lagi di belakang tahun ini kalau tidak salah." pungkas Harisun.
Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi memberi penugasan kepada Perum Bulog untuk melakukan importasi beras sebanyak 2.000.000 ton sebagai cadangan pangan tahun 2023.
(dpe/iwd)