Biaya logistik jasa kepelabuhanan di Indonesia untuk ekspor-impor disebut termahal di kawasan ASEAN. Menurut data Kementerian Keuangan pada 2022, biaya logistik di Indonesia mencapai 24% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Angka ini jauh melampaui rata-rata negara-negara lain yang hanya berkisar belasan persen. Dampak dari situasi ini, yakni Indonesia menempati peringkat ke-63 dalam indeks kinerja logistik dunia oleh Bank Dunia di 2023.
Kepala Kantor Bea Cukai Banyuwangi Tedy Himawan mengungkapkan, kepelabuhanan di Indonesia, termasuk Banyuwangi, sedang mengalami perbaikan. Sejak 4 Juni, pelabuhan di Banyuwangi telah menerapkan sistem layanan berbasis National Logistics Ecosystem (NLE).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sistem ini adalah layanan digital dengan konsep single submission, memungkinkan eksportir dan importir untuk mengirimkan dokumen-dokumen melalui satu sistem yang dapat diakses oleh semua instansi terkait, termasuk Bea Cukai.
"Tinggal isi dokumen ke satu aplikasi nanti semua otoritas bisa akses, NLA sudah diberlakukan di 14 pelabuhan besar di Indonesia, Banyuwangi satu-satunya yang sudah memberlakukan sistem dengan aplikasi yang baru," beber Tedy, Sabtu (24/6/2023).
Pada Kamis (22/6) di kantor Bea Cukai Banyuwangi sudah digelar launching dan sosialisasi terkait penggunaan sistem NLE dengan aplikasi terbaru. Acara ini dihadiri oleh sejumlah otoritas kepelabuhanan dan eksportir.
Pemberlakuan NLE diharapkan dapat meningkatkan kinerja ekspor-impor di Pelabuhan Banyuwangi dan ditargetkan biaya logistik turun hingga angka 17%.
"Kapasitas pelabuhan di Tanjungwangi sudah siap, tinggal aktivitasnya ditingkatkan dengan pembangunan infrastuktur pendukung. Kalau biaya logistik dengan sistem ini target turun 17%," tegasnya.
Lebih lanjut, Tedy menjelaskan, bea cukai telah mendata aktivitas ekspor di Banyuwangi. Di mana per bulannya mencapai 500 aktivitas. Namun, rata-rata masih memilih menggunakan pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Sistem NLE yang dibarengi dengan peningkatan infrastruktur ini pun diharapkan dapat meningkatkan aktivitas ekspor-impor yang melewati pelabuhan di Banyuwangi.
"Sistem ini memudahkan, saya contohkan single submission di karantina misalnya ketika ada impor, habis diperiksa dikarantina nanti jangan sampai diperiksa ulang lagi di kepabeanan jadi ini nanti ada pengulangan bongkar muat lagi. Biayanya kan tinggi. Ini memangkas banyak hal dan sudah jalan di Banyuwangi," ungkapnya.
(hil/iwd)