Di tengah-tengah memasak lontong sayur sebagai hidangan Lebaran, tiba-tiba saja Sandi diteriaki istrinya dengan sedikit panik. Elpiji habis! Istrinya panik karena merasa lupa mengganti tabung gas elpiji melon. Padahal, sebagian besar toko yang menjual elpiji tutup saat Lebaran.
Sandi turut merasakan kepanikan istrinya. Seketika, warga Lidah Wetan Surabaya itu teringat untuk membeli elpiji di minimarket. Tapi mendadak dia mager (malas gerak), karena lokasi minimarket dari rumahnya cukup jauh. Lalu dia teringat warung Madura di dekat rumahnya.
Dia segera merasa lega ketika dia mengecek warung Madura dekat rumahnya yang ternyata tetap buka. Sandi merasa terselamatkan oleh keberadaan warung Madura yang konon buka 24 jam tanpa libur, bahkan saat Lebaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi pas masak lontong sayur, elpiji habis. Jadi sangat terbantu dengan adanya toko yang masih buka, karena waktu lebaran gini banyak yang tutup," kata Sandi kepada detikJatim, Sabtu (22/4/2023).
Fenomena warung Madura semakin banyak ditemui di Surabaya. Toko kelontong itu memang buka 24 jam, bahkan tidak libur ketika pemilik toko lainnya memilih libur untuk merayakan Idul Fitri.
Sandi mengatakan dengan adanya warung Madura yang tak jauh dari rumahnya dirinya merasa sangat terbantu. Dengan warung Madura itu dia tak perlu jauh-jauh naik motor ke minimarket. Apalagi di sekitar rumahnya ada 3 warung Madura yang tetap buka saat Lebaran.
"Mau ke minimarket juga lumayan jauh. Kalau ke sini kan cuma jalan kaki. Apalagi di sekitar rumah saya ada 3 toko yang sama tetap buka saat lebaran," kata Sandi saat ditemui di salah satu warung Madura di kawasan Lidah Wetan.
![]() |
Penyelamat Saat Darurat
Senada dengan Sandi, Suttan Dian yang juga warga di sekitar kawasan Lidah Wetan juga mengakui hal yang sama. Ia tidak lagi kebingungan mencari kopi dan gula untuk tamu Lebaran.
"Tadi ada saudara dari Kediri datang dadakan. Biasanya kami yang ke sana, ternyata datang nggak ngabarin. Jadi nggak siap-siap. Untung ada warung Madura ini yang tetap buka. Saya jadi terselamatkan," kata Suttan.
Baik Sandi dan Suttan sepakat bahwa warung Madura menjadi penyelamat di tengah toko warga sekitar yang tutup saat lebaran. Harga yang dipatok untuk semua barang pun sama seperti hari biasa.
"Yang paling penting itu harganya sama dengan harga hari biasanya. Kadang kan ada toko yang mematok harga lebih mahal dengan alasan karena hari lebaran," ujar Suttan.
Tak Libur Meski Lebaran
Fenomena warung Madura menjadi bukti bahwa tidak semua orang bisa merasakan berlebaran bareng keluarga. Penjaga warung Madura di Jalan Lidah Wetan Gang 5 Surabaya ini misalnya. Dia tetap harus membuka warungnya selama 24 jam bahkan saat Lebaran.
"Tahun ini nggak mudik, karena harus jaga toko 24 jam," kata penjaga warung tersebut Muhammad Saleh, ketika ditemui detikJatim.
Pria asal Pamekasan itu memilih tetap membuka warungnya selama 24 jam daripada mudik untuk merayakan Lebaran karena memang tidak ada yang menggantikannya untuk menjaga warung itu. Sebabnya, saudara yang biasa menggantikan dirinya saat ini sedang umroh.
"Ini sudah komitmen dari awal untuk tetap buka meski hari besar sekalipun. Biasanya gantian sama saudara, tapi saudara saya lagi umrah," ujar Saleh.
(dpe/dte)