Jatuh Bangun 2 Mahasiswi Rintis Twelve's Organic hingga Beromzet Puluhan Juta

Jatuh Bangun 2 Mahasiswi Rintis Twelve's Organic hingga Beromzet Puluhan Juta

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Selasa, 28 Mar 2023 06:30 WIB
Kelompok pertanian organik Twelves Organic
Hasil pertanian organik Twelve's Organic (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)

Maya dan Wita memulai kembali pertanian organik awal 2012. Oleh sebab itu, mereka menamai komunitas petani organik di Desa Claket yang berdiri 2017 dengan Twelve's Organic. Namun di tahun 2012, mereka sebatas memasarkan produk para petani organik di wilayah Bromo, Malang dan Batu ke supermarket di berbagai daerah.

Dua sahabat ini lumayan sukses memasarkan produk pertanian organik tersebut. Mereka mengirim berton-ton sayur dan buah organik ke supermarket di kota besar di Jawa, hingga ke Balikpapan, Pontianak dan Batam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sampai akhir 2014, Maya dan Wita kembali jatuh. Uang yang mereka miliki tinggal Rp 1 juta gara-gara salah menjalin kerja sama dengan orang lain.

Mereka tak kehabisan akal. Saat itu, Maya dan Wita meminta tolong temannya yang pernah mereka bantu memasarkan produk pertanian organik. Teman itu lantas mengenalkan mereka dengan manajer perusahaan properti di Mojokerto yang bersedia bekerja sama.

ADVERTISEMENT

Kebetulan perusahaan itu mempunyai lahan nganggur di Kecamatan Trawas yang bisa digarap untuk pertanian organik.

"Dari kerja sama itu kami buka garden fresh market. Konsumen kami bawa ke kebun, bisa petik produk dari kebun langsung," jelasnya.

Kerja sama itu berbuah manis. Maya dan Wita akhirnya mampu menyewa kebun kembali di Desa Claket. Dua perempuan lajang ini kembali menekuni pertanian organik di desa tersebut sejak tahun 2017.

Sampai kini, mereka menggarap 13 kebun dan memberdayakan 13 emak-emak dan 1 pria sebagai mitra petani. Total kebun yang mereka garap sekitar 1,5 hektare.

"Keluarga baru sadar akan apa yang kami lakukan tahun 2017," tandas Maya.

Twelve's Organic yang didirikan Maya dan Wita menjadikan para pertani sebagai mitra. Mereka menyediakan lahan, benih, sarana produksi (saprodi), serta pemasaran hasil panen. Empat kelompok petani organik pun menyetorkan hasil panen kepada Twelve's Organic. Hasil panen mereka dibeli dengan harga yang sepadan.

Saat ini, Twelve's Organic menghasilkan 70 jenis buah, sayur dan umbi-umbian dari lahan 1,5 hektare. Antara lain sawi, bayam merah, selada hijau dan merah, romen hijau dan merah, penino, kenikir, ketela ungu, kuning dan oranye.

Ada pula mbote, ganyong, singkong, bayam raja, labu siam, kentang, mocaf, timun, jagung, siomak, sawi putih, brokoli, terong, tomat, pokcoy, wortel, seledri, pagoda, beetroot, kale, lemon, serai dan caisim.

Untuk buah, kata Maya, Twelve's Organic fokus membudidayakan 4 jenis beri. Yaitu stroberi, rasberi, mulberry dan blackberry. Kini, komunitas petani organik ini mempunyai 300 pelanggan rumah tangga, 4 toko organik dan 3 reseller.

Ratusan konsumen pertanian organik itu tersebar di Malang, Mojokerto, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Situbondo, Jakarta, Tangerang dan Bogor.

Setiap pekan, para petani Twelve's Organic bisa panen 3 kali. Setiap panen mereka mengirim produk 20 kilogram sampai 30 kilogrma kepada para konsumen. Omzet sekali kirim mencapai Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta, atau Rp 5 juta sampai Rp 7 juta setiap pekan. Artinya, omzet mereka setiap bulan mencapai Rp 20 juta.


(hil/fat)


Hide Ads