Menjelang puasa, pemerintah mendistribusikan puluhan ribu liter minyak kita ke 30 pasar tradisional di Tulungagung dengan harga eceran tertinggi Rp 14 ribu/liter. Namun fakta di lapangan, harga distributor dan eceran lebih tinggi dari ketentuan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tri Haryadi, menjelang puasa dan lebaran, tingkat kebutuhan masyarakat terhadap minyak goreng cenderung mengalami peningkatan. Untuk pihaknya kembali memasok minyak kota ke pedagang pasar tradisional.
"Permintaan terhadap minyak kita di pasar itu memang cukup banyak dan keberadaan minyak kita itu cenderung pada awal bulan kemarin menipis sehingga kita datangkan dari distributor kurang lebih 14.400 liter tahap pertama dan sudah didistribusikan ke 30 pasar," kata Tri Haryadi, Jumat (16/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasokan 14,4 ribu liter tersebut ludes dalam kurun waktu satu minggu. Untuk menjaga stabilitas pasar pihaknya dan distributor kembali menggelontorkan 15 ribu liter minyak kita pada Selasa lalu.
"Hari ini 15 ribu liter lagi," ujarnya.
Dengan penggelontoran minyak kita ke pasar tradisional tersebut diharapkan masyarakat dapat membelinya dengan mudah dengan harga yang terjangkau.
"Untuk minyak-minyak lain sebetulnya juga sudah ada, tapi memang masyarakat lebih banyak yang membeli minyak kita," jelasnya.
Dengan distribusi puluhan ribu liter minyak goreng subsidi tersebut dalam kurun waktu tiga minggu ke depan stok minyak kita di pasar dalam kondisi aman.
"Nanti kami cek lagi, seandainya dua minggu lagi sudah mulai menipis kita distribusikan lagi," kata Tri.
Disperindag Tulungagung memprediksi peningkatan angka kebutuhan minyak goreng pada momen puasa dan lebaran mencapai 5 hingga tujuh persen dari kebutuhan hari biasa.
Sementara disinggung terkait harga distribusi dan eceran minyak kita, Tri menegaskan harus sesuai dengan ketetapan pemerintah. "Harganya kalau di pedagang pasar sesuai HET maksimal Rp 14.000 sedangkan dari D2 (distributor ) Rp 12.600," jelasnya.
Pantauan di Pasar Tradisional
Sejumlah pedagang di pasar tradisional Tulungagung menilai pasokan minyak kita belum sepenuhnya merata, karena beberapa pedagang tidak mendapatkan pasokan dari distributor.
Salah seorang pedagang di Pasar Ngemplak, Tulungagung, Suyati mengatakan sejak dua pekan terakhir pihaknya tidak mendapatkan pasokan dari distributor.
"Kalau dulu-dulu masih ada (minyak kita), tapi kalau sekarang tidak ada kalau dipesan. Saya sudah tidak jual minyak kita sekitar 15 hari," kata Suyati.
Menurutnya, kalaupun ada pasokan biasanya pihak sales minyak kita hanya memberikan alokasi satu hingga dua kardus.
Sedangkan pedagang lain Adinda Fauziah mengaku sudah lama tidak mendapatkan pasokan dan baru menerima distribusi 6 krat minyak kita kemasan botol satu liter, Selasa (14/3/2023).
Minyak goreng kemasan botol tersebut didapatkan dari pihak distributor dengan harga Rp 15.500/liter dan dijual ke konsumen Rp 16.000/liter.
"Kalau yang kemasan Refill dari distributor itu Rp 14.500 dan diecer Rp 15.000/liter. Tapi saya nggak ambil yang Refill karena peminatnya sedikit," kata Adinda.
Pihaknya mengaku tidak bisa menjual ke konsumen dengan harga sesuai HET yang ditetapkan pemerintah, karena pihaknya mendapatkan dari sales dengan harga di atas HET.
(hil/fat)