Saat ini musim panen padi di Ponorogo. Meski panen raya, harga gabah tahun ini tinggi. Para petani bersyukur dengan harga Gabah Kering Panen (GKP) Rp 5,5 ribu hingga Rp 6 ribu/kg.
Harga itu jauh lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Musim panen tahun 2022 lalu, GKP di harga Rp 4 ribu/kg. Harga tersebut tidak mampu menutup biaya produksi.
"Sekarang habis panen langsung dijemur langsung jual, mumpung harganya tinggi," tutur salah satu petani padi Desa/Kecamatan Jetis, Rahmat kepada wartawan, Selasa (14/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rahmat mengaku gabahnya laku diangka Rp 6 ribu/kg. Dia pun sudah menghubungi para pengepul atau tengkulak untuk membeli gabah miliknya.
"Bahkan ada juga petani yang jual gabah langsung di sawah tanpa dijemur, harganya tapi lebih murah, cuma diuntungkan karena tidak perlu jemur gabah," terang Rahmat.
Petani lain, Suyanto mengaku bersyukur harga GKP tahun ini meningkat dibanding tahun kemarin. Meski begitu, menurutnya angka GKP Rp 6 ribu per kilogram cukup untuk balik modal.
"Karena kan biaya pupuk, tenaga kerja juga naik tahun ini. Ada untungnya, tapi tipis," papar Suyanto.
Menurutnya, kalau harga GKP di bawah Rp 6 ribu, petani padi pasti kalang kabut. Sebab, harga jual dengan biaya produksi tidak akan balik modal.
"Tapi alhamdulillah sekarang lumayan dapat diangka Rp 6 ribu per kilogram," imbuhnya.
Sementara salah satu pengepul Muhammad Ilyas menambahkan meski harga GKP saat ini cukup tinggi. Menurutnya, harga tersebut bisa berubah sewaktu-waktu.
"Harganya selalu berubah-ubah, awalnya ada yang Rp 6,5 ribu turun Rp 6,2 ribu sekarang Rp 6 ribu," tandas Ilyas.
Ilyas menduga tingginya harga GKP saat ini karena masih tingginya harga beras di pasaran meski sudah memasuki panen raya.
"Mungkin karena harga beras juga masih tinggi," pungkasnya.
(hil/fat)