Sejumlah pedagang daging ayam di Pasar Pon Kota Blitar menyebut, kenaikan harga daging ayam ini secara siginifikan terjadi mulai dua pekan lalu. Jika pada akhir Januari, harga daging ayam masih sekitar Rp 24 ribu hingga Rp 25ribu per kilogram, hari ini sudah naik sampai Rp 30 ribu per kilogram.
"Awal tahun itu masih Rp 30 ribu per kilogram. Tengah bulan turun Rp 24 ribu sampai Rp 25ribu per kilogram. Terus pelan-pelan naik sampai hari ini Rp 30 ribu per kilogram," tutur salah satu pedagang ayam, Siti Yatimah, Kamis (16/2/2023).
Begitu juga dengan pengakuan Surarti, pedagang daging ayam di Pasar Kanigoro Kabupaten Blitar. Setiap hari, harga daging ayam naik Rp 1.000 per kilogram. Kenaikan harga ini membuat penjualannya turun.
Jika biasanya dia bisa menjual 50 kilogram daging ayam per hari, sejak harga daging ayam naik, penjualannya hanya 30 kilogram per hari.
"Sepi sekarang. Biasanya bisa jual 50 kilogram. Sejak harga naik jadi Rp 30 ribu ini, sehari hanya terjual 30 kilogram. Saya juga sengaja mengurangi stok biar nggak nandon lama-lama," kata Surarti.
Para pedagang daging ayam memang memilih menyiapkan modal lebih banyak menjelang bulan Ramadhan. Karena biasanya, akan terjadi lonjakan harga, seiring lonjakan jumlah pembelian daging ayam. Budaya masyarakat Jawa menggelar selamatan menjelang bulan Ramadhan kerap membutuhkan daging ayam sebagai menu utama masakan.
Seperti Zaenal, pedagang Pasar Templek yang sengaja menyiapkan stok daging ayam per hari hanya 25 kilogram. Dari pengalamannya hampir 10 tahun berjualan daging ayam, fluktuasi permintaan berbanding lurus dengan kenaikan harga selalu terjadi di momen puasa dan Lebaran.
"Sepekan mau puasa itu daging ayam pasti naik harganya. Bisa kisaran Rp 35 ribu sampai Rp 38 ribu per kilogram. Jadi sekarang menyiapkan modal dulu, nyetok nggak banyak penting habis dalam sehari," pungkasnya.
(hil/fat)