Perajin Miniatur Kereta Api Asal Mojokerto Lakukan Riset Sampai Ambarawa

Perajin Miniatur Kereta Api Asal Mojokerto Lakukan Riset Sampai Ambarawa

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Minggu, 29 Jan 2023 16:54 WIB
Bisnis miniatur kereta api
Kunto Wijaya (kaus hitam) bersama koleksi miniatur kereta api karyanya. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Keuletan Kunto Wijaya menekuni bisnis miniatur kereta api membuahkan hasil. Drumer asal Mojokerto itu meraup omzet belasan juta per bulan dari ketrampilannya tersebut. Kunto memang tak asal-asalan saat membuat miniatur kereta api.

Pria asal Penarip II Nomor 35, Kelurahan/Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto itu melakukan riset lebih dulu untuk membuat setiap model KA. Data KA ia kumpulkan dengan beragam cara, seperti memakai cetak biru dari produsen KA, survei ke TMII, Museum Ambarawa, berselancar di internet, membaca buku-buku sejarah, mengandalkan ingatan masa kecilnya, hingga datang ke stasiun untuk mengukur dan mengamati KA.

Seperti yang ia lakukan ketika mendapat pesanan miniatur KA Jenggala dari Dirjen Perkeretaapian sekitar tahun 2016. Kunto menghabiskan waktu hampir 1 bulan untuk riset saja. Ketika itu ia diminta membuat miniatur 4 rangkaian KA Jenggala. Setiap rangkaian terdiri dari 4 gerbong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan memori masa kecilnya benar-benar ia andalkan saat menerima pesanan dari temannya untuk membuat KA model lawas, yakni KA Trem relasi Joyoboyo-Tanjung Perak di Surabaya. Karena sangat minim referensi foto KA model ini.

"Menariknya gambar-gambar iklan di bodi KA itu dilukis dengan tangan karena belum ada desain komputer. Satu rangkaian 4 gerbong dibeli teman Rp 4 juta. Bentuk gerbongnya sudah umum, hanya gambar iklannya itu yang unik. Sampai dibawa pameran ke Belanda mendapat pujian," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Kecintaan Kunto terhadap KA sudah sedari kecil. Betapa tidak, ayahnya yang pensiun tahun 1990 merupakan Kepala Stasiun Mojokerto. Sehingga, setiap hari ia bermain di kereta. Bahkan, ia sering naik kereta untuk mengikuti perjalanan dinas ayahnya.

Bisnis miniatur kereta apiMiniatur kereta api karya Kunto Wijoyo. Foto: Enggran Eko Budianto

Ketika usianya 26 tahun, Kunto mulai terpincut dengan miniatur KA. Namun, pada tahun 2005 itu ia sebatas melihat gambar di internet dan majalah sebab belum mampu membeli KA model. Sampai tiga tahun kemudian, bapak 2 anak ini tak jua mempunyai kamod sendiri. Padahal, kala itu ia sangat ingin menyalurkan kecintaannya terhadap KA ke hobi kamod.

"Saya mencoba membuat sendiri KA Pusri, lalu saya ikut pameran di Malang. Fajar Nugros penasaran, langsung pesan ke saya 8 gerbong sekitar tahun 2015. Karena produk saya masih sederhana, saya disuruh riset lagi. Satu model itu saya posting di medsos ternyata banyak yang minat," kata Kunto kepada wartawan di rumahnya, Minggu (29/1/2023).

Dari situlah warga Penarip Gang 2 nomor 35, Kelurahan/Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto ini mulai menekuni bisnis produksi KA model. Sudah ribuan miniatur gerbong KA ia produksi dalam 7 tahun terakhir. Mulai jenis KA penumpang, KA barang dan KA sarana khusus dari zaman Kolonial Belanda, awal Indonesia merdeka, sampai model terbaru yang diproduksi PT INKA.

Kamod buatan Kunto dibanderol beragam tergantung kerumitan model KA serta kualitas onderdil yang digunakan. Saat ini ia menjual setiap gerbong Rp 400-700 ribu. Pemasaran secara online yang ia lakukan membuat pembeli datang dari berbagai daerah di Jawa, Medan, Sulawesi, Kalimantan dan Bali. Konsumennya mulai penghobi pemula sampai yang pro, serta instansi terkait perkeretaapian.

"Omzet kereta penumpang rata-rata Rp 12 juta per bulan. Bisa ambil untung sekitar 40 persen dari itu. Kalau ekspor belum karena model KA Indonesia tidak umum di luar negeri," tandasnya.

Kunto juga melayani jasa reparasi kamod dan pembuatan layout atau lanskap jalur KA. Kunto mematok harga Rp 7-15 juta per meter persegi untuk lanskape. Tarif tersebut tergantung bahan yang diinginkan pemesan.




(abq/dte)


Hide Ads