Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) resmi menetapkan kenaikan Upah Minimum (UM) 2023 maksimal sebesar 10%. Hal itu tertuang di dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 18 Tahun 2022 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2023.
Melansir detikFinance, ada formula penghitungan penyesuaian nilai UM 2023. Penghitungan itu mempertimbangkan variabel pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan indeks tertentu.
Formula penghitungan upah minimum yang dimaksud itu ialah: UM(t+1) = UM(t) + (Penyesuaian Nilai UM x UM(t)).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
UM(t+1) adalah Upah Minimum yang akan ditetapkan, UM(t) adalah Upah Minimum Tahun Berjalan, dan Penyesuaian Nilai UM adalah penyesuaian upah minimum yang merupakan penjumlahan antara inflasi dengan perkalian pertumbuhan ekonomi dan Ξ±.
Sedangkan, untuk cara menghitung Penyesuaian Nilai UM sendiri dijabarkan di dalam Pasal 6 Ayat 4 (Permenaker) Nomor 18 Tahun 2022 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2023.
Pada pasal tersebut, rumus menghitung Penyesuaian Nilai UM sebagai berikut: Penyesuaian Nilai UM = Inflasi + (PE x Ξ±) Inflasi yang dimaksud adalah Inflasi provinsi yang dihitung dari periode September tahun sebelumnya sampai dengan periode September tahun berjalan (dalam persen).
Baca juga: Upah Minimum 2023 Maksimal Naik 10 Persen |
PE adalah pertumbuhan ekonomi, kemudian Ξ± adalah wujud indeks tertentu yang menggambarkan kontribusi tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi dengan nilai tertentu dalam rentang tertentu yaitu 0,10 sampai dengan 0,30. Penentuan nilai Ξ± tersebut harus mempertimbangkan produktivitas dan perluasan kesempatan kerja.
Pemerintah juga memberikan batasan maksimal dalam kenaikan upah minimum 2023 ini. Pada Pasal 7 Ayat 1 dijelaskan, penetapan atas Penyesuaian Nilai UM tidak boleh lebih dari 10%.
"Dalam hal hasil penghitungan penyesuaian nilai upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melebihi 10% (sepuluh persen), Gubernur menetapkan upah minimum dengan penyesuaian paling tinggi 10% (sepuluh persen)," bunyi Pasal 7 ayat 2.
Sedangkan, jika pertumbuhan ekonomi bernilai negatif, penyesuaian nilai upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) hanya mempertimbangkan variabel inflasi.
Upah minimum provinsi dan kabupaten/kota yang telah ditetapkan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2023. Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, yakni pada 17 November 2022.
Merujuk penghitungan tersebut, lantas berapa UMK 38 Kabupaten/Kota di Jatim 2023? detikJatim menghitung UMK 2022 ditambah maksimal 10% sesuai Permenaker.
Berikut UMK 38 Kota/Kabupaten di Jatim 2023:
1. Kota Surabaya: Rp 4.375.479,19 + Rp 437.547,919 = Rp 4.813.027,109
2. Kabupaten Gresik: Rp 4.372.030,51 + Rp 437.203,051 = Rp 4.809.233,561
3. Kabupaten Sidoarjo: Rp 4.368.581,85 + Rp 436.858,185 = Rp 4.805.440,035
4. Kabupaten Pasuruan: Rp 4.365.133,19 + Rp 436.513,319 = Rp 4.801.646,509
5. Kabupaten Mojokerto: Rp 4.354.787,17 + Rp 435.478,717 = Rp 4.790.265,887
6. Kabupaten Malang: Rp 3.068.275,36 + Rp 306.827,536 = Rp 3.375.102,896
7. Kota Malang: Rp 2.994.143,98 + Rp 299.414,398 = Rp 3.293.558,378
8. Kota Pasuruan: Rp 2.838.837,64 + Rp 283.883,764 = Rp 3.122.721,404
9. Kota Batu: Rp 2.830.367,09 + Rp 283.036,709 = Rp 3.113.403,799
10. Kabupaten Jombang: Rp 2.654.095,88 + Rp 265.409,588 = Rp 2.919.505,468
11. Kabupaten Probolinggo: Rp 2.553.265,95 + Rp 255.326,595 = Rp 2.808.592,485
12. Kabupaten Tuban: Rp 2.539.224,88 + Rp 253.922,488 = Rp 2.793.147,368
13. Kota Mojokerto: Rp 2.510.452,36 + Rp 251.045,236 = Rp 2.751.606,596
14. Kabupaten Lamongan: Rp 2.501.977,27 + Rp 250.197,727 = Rp 2.752.174,997
15. Kota Probolinggo: Rp 2.376.240,63 + Rp 237.624,063 = Rp 2.613.864,693
16. Kabupaten Jember: Rp 2.355.662,91 + Rp 235.566,291 = Rp 2.591.229,201
17. Kabupaten Banyuwangi: Rp 2.328.899,12 + Rp 232.889,912 = Rp 2.561.789,032
18. Kota Kediri: Rp 2.118.116,63 + Rp 211.811,663 = Rp 2.329.928,293
19. Kabupaten Bojonegoro: Rp 2.079.568,07 + Rp 207.956,807 = Rp 2.286.924,877
20. Kabupaten Kediri: Rp 2.043.422,93 + Rp 204.342,293 = Rp 2.247.765,223
21. Kota Blitar: Rp 2.039.024,44 + Rp 203.902,444 = Rp 2.242.926,884
22. Kabupaten Tulungagung: Rp 2.029.358,67 + Rp 202.935,867 = Rp 2.232.294,537
23. Kabupaten Blitar: Rp 2.015.071,18 + Rp 201.507,118 = Rp 2.216.578,298
24. Kabupaten Lumajang: Rp 2.000.607,20 + Rp 200.060,720 = Rp 2.200.667,92
25. Kota Madiun: Rp 1.991.105,79 + Rp 199.110,579 = Rp 2.190.216,369
26. Kabupaten Sumenep: Rp 1.978.927,22 + Rp 197.892,722 = Rp 2.176.819,942
27. Kabupaten Nganjuk: Rp 1.970.006,41 + Rp 197.000,641 = Rp 2.167.007,051
28. Kabupaten Ngawi: Rp 1.962.585,99 + Rp 196.258,599 = Rp 2.158.844,589
29. Kabupaten Pacitan: Rp 1.961.154,77 + Rp 196.115,477 = Rp 2.157.270,247
30. Kabupaten Bondowoso: Rp 1.958.640,12 + Rp 195.864,012 = Rp 2.154.504,132
31. Kabupaten Madiun: Rp 1.958.410,31 + Rp 195.841,031 = Rp 2.154.251,341
32. Kabupaten Magetan: Rp 1.957.329,43 + Rp 195.732,943 = Rp 2.153.062,373
33. Kabupaten Bangkalan: Rp 1.956.773,48 + Rp 195.677,348 = Rp 2.152.450,828
34. Kabupaten Ponorogo: Rp 1.954.281,32 + Rp 195.428,132 = Rp 2.149.709,452
35. Kabupaten Trenggalek: Rp 1.944.932,74 + Rp 194.493,274 = Rp 2.139.426,014
36. Kabupaten Situbondo: Rp 1.942.750,77 + Rp 194.275,077 = Rp 2.137.025,847
37. Kabupaten Pamekasan: Rp 1.939.686,39 + Rp 193.968,639 = Rp 2.133.655,029
38. Kabupaten Sampang: Rp 1.922.122,97 + Rp 192.212,297 = Rp 2.114.335,267
(fat/dte)