Moncer! Arang Briket Made in Mojokerto Sudah Melanglang Buana ke 4 Benua

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Jumat, 28 Okt 2022 07:03 WIB
IKM Mojokerto produsen arang briket kelapa yang telah ekspor ke 4 benua. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Arang briket kelapa buatan industri kecil menengah (IKM) yang diampu Eka Meidayanti (40) sebenarnya telah diekspor ke 4 benua. Tapi selama ini arang briket itu dilabeli dengan merek perusahaan asing.

Dengan kegigihannya, Eka mampu mewujudkan keinginannya untuk merdeka dari penjajahan pedagang asing. Untuk pertama kalinya ia berhasil mengekspor arang briket produksi sendiri dengan mereknya sendiri ke Turki.

Eka merintis bisnis arang briket berbahan batok kelapa itu sejak 2012. Kala itu ia sebatas pedagang, membeli arang dari produsen lokal untuk diekspor dengan merek pedagang asing. Skala penjualannya pun masih satu pikap per bulan.

Menginjak 2018, ibu 4 anak ini mulai berkecimpung dengan produksi arang briket kelapa. Ketika itu ia membantu pengelolaan industri kecil arang milik temannya di Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Karena produk arang temannya kerap dikomplain pembeli karena kualitas yang kurang bagus.

Bisnis bersama itu terpaksa tutup karena Trowulan merupakan kawasan cagar budaya peringkat nasional. Eka lantas melanjutkan sendiri bisnis arang briket kelapa di Dusun Gedeg Lor, Desa/Kecamatan Gedeg, Mojokerto sejak 2019.

Ia mendirikan 2 perusahaan sekaligus. PT Energi Natural Indonesia di Desa Gedeg untuk mengolah batok kelapa yang sudah dibakar sampai menjadi briket. Sedangkan CV Hindianindo di Desa Mlirip, Jetis, Kabupaten Mojokerto untuk memasarkan produk dan membakar batok kelapa.

"Waktu itu ekspornya masih 2 kontainer. Sekitar 50 ton per bulan," kata Eka saat berbincang dengan detikJatim di kantornya, Minggu (23/10/2022).

Arang briket kelapa buatan Eka selama ini diekspor ke banyak negara. Ia justru belum pernah memasarkan arang itu di tanah air. Ekspornya sampai ke Turki, Belanda, Rusia, Inggris, Yunani, Jerman, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Yordania, Amerika Serikat dan Australia.

Namun, arang briket kelapa buatannya selama ini diekspor dengan merek perusahaan dagang dari negara lain. Misalnya Hookah Nara dari Jebel Ali, Dubai, UEA, Deluxe dari Irak, dan Royal dari Dammam, Arab Saudi. Tahun ini, Eka perlahan melepaskan diri dari penjajahan merek pedagang asing

"Selama ini Indonesia dijajah secara ekonomi. Hasil produksi kita tapi diakui oleh mereka. Maka dari itu saya ingin kita tidak lagi dijajah, kita harus merdeka," ujarnya.

Perempuan itu menjelaskan arang briket kelapa mempunyai pasar yang sangat besar di luar negeri. Di kawasan Timur Tengah misalnya, arang ini lebih banyak digunakan untuk barbeku, bahan bakar pengharum ruangan alami alias buhur, serta pemanas rokok sisha.

Potensi pasar Eropa juga tak lepas dari krisis energi yang sedang melanda dunia. Di benua biru itu, arang briket kelapa jadi bahan bakar alternatif pengganti kayu bakar dan gas bumi untuk penghangat ruangan selama musim dingin. Apalagi arang briket made in Mojokerto itu tak berasap atau berbau.

Meski musim dingin di Eropa dan Amerika Serikat berlalu permintaan arang briket kelapa terus mengalir ke Eka. Arang tetap dibutuhkan komunitas Arab di dua benua itu untuk membakar buhur, rokok shisha, dan barbeku.

"Produk ini diburu pembeli ketika musim dingin. 2-3 bulan sebelum musim dingin permintaan banyak. Sebenarnya pasarnya sangat besar, tapi kami terkendala kapasitas produksi," terang Eka.

Ekspor perdana ke Turki. Baca di halaman selanjutnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork