Wajib (50), warga Desa Jurug, Kecamatan Sooko, Ponorogo, bisa dikatakan beruntung. Sehari-hari menjadi petani padi dan jagung banting setir menjadi penyuling minyak membuahkan hasil.
Minyak yang diproduksi bukan sembarang minyak. Wajib menjadi penyuling minyak atsiri. Bahannya pun dari daun alami, seperti cengkeh, nilam dan serai wangi. Hasilnya pun tak tanggung-tanggung. Dia berhasil meraup keuntungan hingga Rp 40 juta.
"Minyak atsiri ini banyak manfaatnya, misal dari daun serai wangi untuk obat oles luka, pijat atau urut, lilin aroma terapi, dan juga dapat diolah oleh beberapa jamu untuk bahan tambahan," tutur Wajib kepada wartawan, Minggu (23/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wajib menerangkan, setiap 1 ton daun sereh wangi bisa menghasilkan 8 liter minyak Atsiri. Setiap liternya dihargai Rp 155 ribu. Dengan harga tersebut, dia mendapat keuntungan setiap bulan hingga Rp 40 jutaan dari hasil penyulingan minyak atsiri.
"Ada juga kemasan 50 dan 100 ml, saya jual Rp 30 ribu dan Rp 55 ribu," imbuhnya.
![]() |
Pria 50 tahun ini pun diajak kerjasama perusahaan jamu untuk menjadi penyetor minyak atsiri. Terutama jenis minyak dari serai wangi.
Bapak dua orang anak ini juga mengajak warga sekitar untuk membudidayakan tanaman serai wangi. Total ada puluhan hektar tanah warga saat ini ditanami serai wangi.
Melihat keberhasilan Wajib itulah warga sekitar pun mulai mengikuti jejaknya. Bahkan kerja sama untuk daun yang akan disuling.
"Saya sama warga sini menanam serai wangi puluhan hektar," tandas Wajib.
Menurutnya, menanam serai wangi tidaklah sulit. Apalagi perkembangan serai wangi dari satu bibit bisa berkembang jadi puluhan bibit saat ditanam.
"Satu hektar lahan dapat menghasilkan 2 ton daun sereh, itu untuk awal panen saat umur 6 atau 8 bulan, selanjutnya setiap 3 bulan dapat dipanen berlipat ganda," pungkasnya.
(abq/fat)