Ide Bisnis Bambu Apus Jadi Aneka Wadah Makanan Janjikan Cuan, Patut Dicoba!

Ide Bisnis Bambu Apus Jadi Aneka Wadah Makanan Janjikan Cuan, Patut Dicoba!

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Minggu, 09 Okt 2022 07:10 WIB
Olah Bambu Apus untuk Aneka Wadah Makanan
Bambu apus diubah jadi cuan melimpah (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Jombang -

Di tangan kreatif dan terampil, bambu apus bisa mendatangkan cuan melimpah. Seperti Arif Susanto (38) yang meraup Rp 15 juta per bulan dengan memproduksi aneka wadah makanan berbahan bambu apus.

Arif memulai bisnisnya sekitar 2,5 tahun lalu, yaitu sejak pandemi COVID-19 melanda. Ketika itu, ia kehilangan pekerjaannya sebagai buruh pabrik kayu. Kondisi itu memaksa bapak dua anak ini memaksimalkan kreativitas dan keterampilannya untuk mengolah bambu apus.

Bisnis ekonomi kreatif Arif kini berkembang pesat. Suami Etikawati (36) ini mampu memberdayakan 30 karyawan yang mayoritas warga di sekitar rumahnya untuk memproduksi aneka wadah makanan. Mulai dari kotak nasi, aneka bentuk rantang, kotak hampers, sokase, keranjang hantaran, bakul nasi, hingga kotak tumpeng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Omzet penjualannya pun rata-rata mencapai Rp 15 juta per bulan. Bahkan ketika momen Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, omzet kerajinan wadah makanan berbahan bambu apus itu tembus Rp 20 juta dalam sebulan.

"Setiap hari kami membuat model custom sesuai pesanan pelanggan, ada kalau 300 model produk," kata Arif kepada wartawan di rumah sekaligus tempat bisnisnya, Dusun Kepuhrejo, Desa Grogol, Diwek, Jombang, Minggu (9/10/2022).

ADVERTISEMENT

Bambu apus dipilih karena lebih eslastis dan kuat dibandingkan jenis lainnya. Karakter elastis bambu ini membuatnya mudah dibentuk. Arif juga tak sembarangan dalam mengolahnya. Karena setiap bagian bambu apus mempunyai fungsi masing-masing.

Bagian pangkal bambu yang cenderung kaku dan keras biasa ia gunakan sebagai kerangka wadah makanan. Bagian tengah bambu apus mempunyai kadar air dan kepadatan yang pas untuk bahan anyaman dan kerangka. Sedangkan ujung bambu biasa untuk bahan anyaman saja sebab lebih lentur.

"Bahan kerajinan kami 85 persen bambu apus. Ada juga modifikasi dengan mendong, pandan dan bahan sintetis. Model dan motif kami sesuaikan dengan permintaan pelanggan, ada juga yang desain sendiri," terangnya.

Setelah memilih bahan yang tepat, pembuatan wadah makanan diawali dengan membuah bahan anyaman. Bambu apus diiris tipis-tipis supaya mudah dianyam. Selanjutnya, Arif membuat kerangka wadah makanan sesuai bentuk yang diinginkan. Seperti bentuk kotak, bulat dan oval. Barulah anyaman dan kerangka wadah makanan dirangkai.

Motif anyaman untuk wadah makanan buatan Arif pun beragam. Antara lain anyaman klasik, zig-zag dan anyaman berbentuk rongga-rongga. Tahap keempat yakni membersihkan permukaan wadah dari serabut-serabut bambu. Pengeringan dan pewarnaan menjadi proses akhir produksi. Untuk pewarnaan, Arif menggunakan pewarna khusus bambu yang kelasnya sesuai pesanan.

"Pewarnaan basik untuk produk premium, kalau pewarna natol untuk produk kelas biasa karena harganya lebih murah," jelasnya.

Kelas produk, lanjut Arif ternyata menentukan daya tahan wadah makanan berbahan bambu apus ini. Produk biasa tanpa pewarnaan atau natural bisa bertahan 2 bulan. Sedangkan kelas premium bisa bertahan sampai 1 tahun lebih. Dengan catatan wadah makanan itu disimpan di tempat yang kering.

"Kami selalu menjaga kebersihan produk kami sehingga higienis. Kami juga mempunyai sertifikat halal," ungkapnya.

Harga eceran wadah makanan buatan Arif bervariasi tergantung pada model dan kelas produknya. Kotak tumpeng 25x40 cm Rp 45 ribu, ukuran 50x60 cm Rp 65 ribu, ukuran 200x200 cm Rp 200 ribu, rantang bulat susun 2 diameter 50 cm Rp 50 ribu, sedangkan rantang model sama berdiameter 20 dan 22 cm Rp 45 ribu.

Untuk sokase, Arif membanderol Rp 15-30 ribu. Karena banyak model dan ukurannya. Bakul nasi Rp 10-25 ribu, kotak hampers 20x20 cm Rp 30 ribu, kotak hamper 30x40 cm Rp 55 ribu, keranjang hantaran Rp 35 ribu, serta kotak nasi atau besek Rp 2.500-Rp 7.000.

Selama ini, Arif lebih banyak melayani reseller atau toko dan galeri dari berbagai daerah di Indonesia. Pembeli perorangan biasanya datang ke rumahnya setelah melihat story WhatsApp miliknya.

"Pengiriman ke berbagai daerah dari Papua sampai Aceh. Beberapa kali kami kirim ke Malaysia dan Singapura," tandasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads