Keputusan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa waktu lalu, berimbas penjualan bunga mawar di Batu. Pemilik usaha asal Desa Gunungsari, Kota Batu, ini mengaku kenaikan untuk menyesuaikan ongkos pengiriman.
Salah satu pemilik usaha pemasok bunga Andira Rose, Ninik Arifah mengatakan 20 tangkai bunga mawar yang biasanya dijual dengan harga Rp 30 ribu meningkat jadi Rp 50 ribu.
"Kenaikan harga bunga mawar ini ya karena menyesuaikan dengan ongkos pengiriman dari jaksa ekspedisi. Setiap 1.000 tangkai itu ongkos pengirimannya naik Rp 20 ribu, dari Rp 100 ribu jadi Rp 120 ribu," ujar Ninik saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (16/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan biasanya memasok ribuan bunga mawar setiap 3 kali seminggu ke Jakarta. Berbagai jenis bunga mawar dijual seperti mawar semi holland berwarna putih dan merah serta jenis lainnya.
"Saya biasanya dapat bunga mawar dari petani itu antara Rp 600 hingga Rp 1.000 tiap tangkai tergantung kualitasnya. Nah setelah dapat dari petani saya kirim dua sampai tiga kali dalam seminggu. Sekali kirim bisa satu truk," kata Ninik.
Sementara petani bunga mawar, Hadi Rahman (51) menyampaikan bahwa kenaikan harga BBM bukan menguntungkan malah merugikan para petani. Sebab, biaya operasional ikut mengalami peningkatan.
"Nyemprot bunga tiap hari memerlukan bensin untuk bahan bakar mesin sekitar 1 liter pertalite. Nyemprot ini harus dilakukan dua kali seminggu. Lahan saya 1.600 meter persegi, bisa dibayangkan aja, terasa biayanya," tuturnya.
Baca juga: Presiden Persebaya Azrul Ananda Mundur! |
Selain itu, biaya obat-obatan yang harganya turut naik semakin menekan para petani bunga. Hadi mengatakan setiap seminggu sekali dia harus menyemprotkan obat pertanian ke lahannya dengan biaya sekitar Rp 500 ribu.
"Sebenarnya saya itu juga punya Kartu Tani yang bisa digunakan untuk mendapatkan subsidi. Tapi kartu itu hanya bisa dipakai petani pangan. Kami juga inginnya pupuk subsidi kualitasnya bagus, sekarang pupuk (yang tidak subsidi) harganya satu sak bisa sampai Rp 1 juta," terang Hadi.
Ia pun berharap pemerintah bisa memperhatikan dan memberikan bantuan ke para petani. Agar bisa mengurangi beban untuk biaya operasional yang meningkat pasca kenaikan harga BBM.
"Sebelum-sebelumnya tiap setahun sekali dapat bantian obat pertanian. Ya meski cuman setahun sekali, tapi lumayan membantu para petani. Tapi untuk tahun sekarang belum ada lagi," tandasnya.
(fat/fat)