Naiknya harga BBM bersubsidi berdampak pada nelayan Rajungan. Naiknya harga BBM turut mengerek naiknya biaya operasional harian para nelayan. Sambatan para nelayan pun semakin menjadi-jadi ketika harga jual rajungan di tingkat nelayan belum membaik malah cenderung terjun bebas.
Ketua Forum Komunikasi Nelayan Rajungan Nusantara (Forkom Nelangsa) Mustain mengungkapkan kenaikan harga BBM dapat menggerus daya beli masyarakat dan berdampak nyata terhadap laju pertumbuhan ekonomi rakyat, terutama UMKM.
"Harga BBM naik dalam kisaran 30 persen, berdampak nyata pada laju pertumbuhan ekonomi rakyat, UMKM, menggerus daya beli masyarakat, inflasi naik dari 5 persen naik menjadi 8 persen, inflasi pangan dari 11 menjadi 16 persen. Kalau ini tidak segera dapat solusi yang tepat, maka bisa jadi ancaman nyata terjadinya krisis multi sektor, baik ekonomi, pendidikan, kesehatan maupun sosial budaya bangsa," kata Mustain saat kegiatan Rembuk Nelayan Rajungan di Pantura Lamongan, Minggu (11/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak cukup itu, Mustain mengatakan bahwa hal itu semakin diperparah dengan kondisi nelayan rajungan yang harus dihadapkan pada persoalan rendahnya harga rajungan secara nasional.
Nelayan rajungan, ujar Mustain, kalang kabut lantaran biaya operasional tak sebanding dengan keuntungan yang didapat. Sehingga, kata dia, jelas hal itu akan berimplikasi pada meningkatnya biaya operasional harian nelayan serta melemahkan ketahanan pangan nelayan secara keseluruhan.
"Apalagi kenaikan BBM secara nyata juga memicu terjadinya lonjakan harga berbagai kebutuhan pokok masyarakat. Sehingga hal ini jelas berimplikasi pada meningkatnya biaya operasional harian nelayan serta melemahkan ketahanan pangan nelayan secara keseluruhan," terangnya.
![]() |
Mustain pun berharap pemerintah hadir dan lebih serius memikirkan nasib nelayan rajungan agar harga komoditas ekspor yang sudah berkontribusi terhadap pendapatan devisa negara kembali normal.
"Kami mendesak kepada pemerintah agar segera mengambil langkah-langkah kongkrit, agar masalah ketimpangan harga rajungan ini bisa segera tertangani dan terselesaikan," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Himpunan Nelayan Tradisional Indonesia (HNTI) Lamongan Muchlisin Amar menuturkan bahwa peran besar Forkom Nelangsa ini memang sangat dibutuhkan. Ia berharap, nelayan rajungan bisa lebih berdaya, terhindar dari bayang-bayang kemiskinan.
"Secara nasional, nelayan rajungan sangat tidak diuntungkan. Di tengah pendapatan nelayan yang tidak menentu, saat ini harus dihadapkan pada kompleksnya persoalan yang menimpa mereka, mulai dari rendahnya harga rajungan hingga naiknya berbagai komoditas," kata Muchlisin.
Muchlisin menyampaikan, nelayan saat ini butuh perhatian yang lebih dari pemerintah. Ia menyebut, nasib nelayan sangat mempengaruhi bagaimana nasib bangsa ke depan.
"Selalu saya tekankan bahwa marwah bangsa adalah nelayan itu sendiri. Di samping itu Goodwill Pemerintah dan DPR juga kita butuhkan, agar regulasi yang ada bisa berpihak pada masyarakat nelayan dan bukan justru menyulitkan mereka. Nelayan harus merdeka, kuat, dan sejahtera," ujarya.
(dpe/sun)