Harga kebutuhan pokok seperti sayuran hingga daging ayam di Surabaya mengalami kenaikan imbas harga BBM naik. Para pedagang mengeluhkan penjualannya yang menurun hingga pembeli sepi.
Misalnya di Pasar Keputran, Surabaya. Dari pantauan detikJatim, pedagang sayuran maupun daging ayam tidak terlalu ramai pembeli. Meskipun banyak penjual, pembeli tidak seramai sebelum kenaikan BBM.
Salah satu penjual sayur, Martini (45) mengatakan, seluruh harga sayuran naik. Pembeli pun juga menurun sejak Sabtu (3/9) atau saat BBM naik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Naik soalnya bensin naik, dagangan naik semua. Semuanya naik. Naiknya dikit-dikit, ada yang Rp 500 hingga Rp 1.000. Sejak Sabtu. Pembeli juga menurun," kata Martini kepada detikJatim, Selasa (6/9/2022).
Sama halnya dengan Yoyok (40), pedagang daging ayam potong. Ia menyebut ada kenaikan harga daging ayam sekitar Rp 2.000/kg sejak Sabtu lalu.
"Naik juga. Sekarang harga pengepul Rp 30 ribu per kilogram, kalau di pasar Rp 35 ribu per kilogram. Terdampak. Kenaikan Rp 2.000," ujar Yoyok.
Ia mengatakan, sejak kenaikan harga BBM, pembeli di Pasar Keputran memang lebih sepi. Ia juga tak memiliki harapan dan pesan kepada pemerintah, sebab rakyat kecil hanya bisa mengikuti aturan yang ditetapkan.
"Pembeli sepi, pasar juga sepi semenjak BBM naik. Penjualan juga menurun. Kita masyarakat hanya bisa mengikuti aturan pemerintah, orang bawah ikut saja," jelasnya.
Begitu pula dengan Siti Romlah (29) pedagang sayuran, ia menyebut jika semua harga saat ini naik. Seperti bawang merah yang biasanya Rp 20 ribu/kg, sekarang menjadi Rp 25 ribu/kg.
"Cabai Rp 25 ribu, sekarang Rp 50 ribu. Sayur mayur, sawi, kangkung, bayam. Sawi Rp 8 ribu sekarang Rp 12 ribu. Pembeli menurun banget tiga hari ini biasanya habis, sekarang satu peti nggak habis. Ayam dan telur ayam juga mahal," pungkasnya.
(hil/fat)