Sambat Sopir Bus Kehilangan Penumpang
Sementara itu, para pengemudi dan pelaku usaha bus di Terminal Bungurasih atau Terminal Purabaya juga menjerit. Mereka sambat sepi penumpang imbas kenaikan tarif ini. Mereka mengaku tak ada pilihan lain saat ada kenaikan BBM ini.
Koordinator Bus PO Jaya Utama Indo jurusan Semarang-Surabaya, Rudianto mengatakan, kenaikan harga BBM berdampak pada jumlah penumpang bus yang kian sepi. Bahkan dalam sekali jalan, busnya hanya mengangkut 6 hingga 7 penumpang saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya ngefek, Mas, jumlah penumpang sepi. Biasanya 30 (penumpang) lebih, ini tadi cuma 6 sampai 7 orang, lebih dari 50% (penurunan)," kata Rudianto kepada detikJatim di Terminal Bungurasih yang berlokasi di Bungurasih, Sidoarjo, Minggu (4/9/2022).
Pria yang akrab disapa Pak Keceng itu menjelaskan, pihaknya terpaksa menaikkan tarif bus patasnya. Ia menyebut, kenaikannya sekitar Rp 30.000 hingga Rp 35.000 per penumpang. Kenaikan ini dinilai berdampak pada sepinya penumpang. Namun, mau tak mau, hal tersebut harus dilakukan mengikuti harga BBM yang juga tengah melejit.
"Ada kenaikan, sebelumnya Rp 130.000, sekarang jadi Rp 165.000," ujarnya.
Sementara itu, hal senada disampaikan salah satu pengemudi bus Wiji Lestari bernama Eko. Ia menyatakan, kenaikan tarif berdampak pada penurunan jumlah penumpang bus di Terminal Bungurasih.
Meski begitu, ia berharap kenaikan BBM itu tak berlangsung lama. Bahkan, bisa kembali atau lebih rendah dari sebelumnya, agar tingkat konsumsi masyarakat kembali normal.
"Kalau bisa (harga BBM) jangan dinaikkan, biar penumpangnya ramai seperti biasanya, karena itu berpengaruh, Pak," tuturnya.
(hil/fat)