Pemerintah resmi menaikkan harga BBM. Meski begitu harga elpiji 3 kg di Surabaya masih normal di kisaran Rp 17 ribu hingga 18 ribu.
Wulan, salah satu pemilik toko kelontong di kawasan Genteng mengaku hingga kini dia masih menjual elpiji kepada konsumen seharga Rp 17 ribu.
"Sekarang jual ke konsumen Rp 17 ribu, dapat dari agen Rp 16 ribu. Belum ada informasi kenaikan," kata Wulan kepada detikJatim, Minggu (4/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Wulan berharap harga elpiji 3 kilogram tidak dinaikkan saat ini. Terlebih harga BBM saat ini sudah naik.
"Ya jangan naik dulu, BBM sudah naik, yang lain naik, nanti konsumen bingung membagi (Uangnya). Bayaran belum mundak (Gajian belum naik) jualan bisa sepi," ungkapnya.
Menurut Wulan saat ini masih pemulihan setelah pandemi COVID-19 selama 2 tahun. Malah setelah harga BBM naik, konsumen atau pembeli di toko miliknya jauh menurun dibandingkan sebelum pandemin.
"Pembelian orang-oraNg nggak kayak dulu sebelum terjadi pandemi corona dulu. Jangan dibarengkan (Naik), otomatis BBM naik, barang-barang kebutuhan juga ikut naik. Lha teko pemerintah diunggahno pisan, lak tambah peyok rakyate (Lha dari pemerintah dinaikkan sekalian, ya tambah sengsara rakyatnya)," keluh Wulan.
Wulan yang saat ini, berjualan 20 tabung elpiji 3 kilogram biasanya dalam waktu 2 hari habis terjual.
Hal yang sama diungkap Hari, pemilik toko kelontong di kawasan Ngagel. Saat ini harga elpiji 3 kilogram seharga Rp 18 ribu.
"Dapat dari agen Rp 16 ribu. Normal," ungkap Hari.
Ia mengaku kenaikan BBM belum berdampak dalam penjualan elpiji. Meski begitu, dia menilai wajar jika nantinya akan ada kenaikan.
"Ya wajar, nanti menurun pembeli di toko , tapi biasanya beberapa bulan lagi normal. Semuanya pasti ada selanya, saat ini kaget tapi nanti normal lagi. Kalau BBM naik barang-barang ikut naik, nggak mungkin ngangkutnya pakai apa, masak pakai sepeda angin. Menyesuaikan itu pasti, daya beli masyarakat menurun pastilah," ungkap Hari.
(abq/fat)