Jokowi Janji Harga Telur Turun Pekan Depan, Peternak Blitar Sambat

Jokowi Janji Harga Telur Turun Pekan Depan, Peternak Blitar Sambat

Erliana Riady - detikJatim
Rabu, 31 Agu 2022 12:14 WIB
Peternak telur ayam di Blitar
Peternak telur ayam di Blitar (Foto: Erliana Riady/detikJatim)
Blitar -

Presiden Joko Widodo menjanjikan harga telur akan turun pekan depan. Menanggapi hal ini, peternak telur di Blitar meminta kebijakan dan intervensi pemerintah agar peternakan rakyat tidak gulung tikar.

Komoditas telur mencatat sejarah baru dengan nilai penjualan di atas Rp 30 ribu/kg. Kenaikan harga telur ini mulai terjadi sejak awal 2022 dan mencapai angka tertinggi di bulan ini, yakni Rp 31 ribu hingga Rp 32 ribu/kg.

Namun, di balik melonjaknya harga telur, para peternak rakyat mengaku meraup untung tipis. Karena, jika harga jual di pasar basah sampai di kisaran Rp 30 ribu/kg, sejatinya para penjual mengambil telur dari kandang di kisaran Rp 25ribu/kg. Disparitas harga dari kandang dengan di pasar basah, selalu bertahan di angka Rp 5 ribu/kg.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan harga jual dari kandang di kisaran Rp 25 ribu/kg, peternak hanya meraup untung sekitar Rp 1.000/kg. Ini karena biaya operasional, terutama pakan yang terus naik setiap bulannya. Belum lagi harga DOC dan vitamin yang belum pernah turun selama ini.

"Pakan makin mahal. Walaupun sejak pekan lalu turun Rp 20 ribu per sak. Tapi bagi kami tetap mahal, biasanya habis turun dikit, nggak lama kemudian akan melonjak tajam," ujar Suroto, peternak ayam petelur di Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Rabu (31/8/2022).

ADVERTISEMENT

Suroto mengaku, harga pakan saat ini mencapai Rp 470 ribu per sak. Dua pekan sebelumnya, harganya yakni Rp 490 ribu per sak. Dengan harga pakan seperti itu, peternak bisa menutup biaya operasional dan mendapatkan sedikit keuntungan, jika telur dihargai Rp 24.500/kg dari kandang.

Suroto menilai, harga telur saat ini menyehatkan kondisi para peternak rakyat. Karena mereka mulai bergeliat, dan mampu mengangsur pinjaman permodalan pascapandemi. Kondisi kolaps selama dua tahun lalu, membuat ratusan peternak rakyat terpaksa gulung tikar.

Sejak akhir 2021, beberapa diantara mereka berani memulai beternak lagi. Ini bagi peternak yang masih mempunyai aset untuk dijaminkan di bank. Modal tersebut, mereka pakai untuk mengisi kandang yang sebelumnya dikosongkan, namun dengan kapasitas populasi sesuai kemampuan mereka.

Harga telur saat ini mengikuti harga pasar. Di mana stok berkurang, namun permintaan tinggi. Sehingga bisa mengkatrol harga di kisaran Rp 29 ribu hingga Rp 32 ribu per kilogram.

Peternak tidak merisaukan janji Presiden Jokowi yang akan menurunkan harga telur pekan depan. Asal, para peternak rakyat tidak dirugikan. Menurut Suroto, pemerintah harus mengintervensi ketersediaan stok pakan dengan harga terjangkau.

"Sekarang telur mengikuti harga pasar ya. Kalau mau diturunkan, itu mesti ada intervensi kebijakan kan. Ya harus semua diatur. Jangan harga telur diatur, tapi harga pakan ikut pasar. Ujung-ujungnya, peternak rakyat yang dirugikan," tandasnya.

Selain intervensi, menurut Suroto, pemerintah hendaknya menyediakan subsidi bagi peternakan rakyat. Selama ini memang ada skema subsidi seperti jagung. Namun, itu sifatnya temporer dan tidak berkelanjutan. Selain itu, penyaluran subsidi bagi peternak juga tidak merata pembagiannya.

"Subsidi itu skemanya diperjelas dan dipertegas. Seperti jagung, tidak semua peternak merata dapatnya. Sudah teken (baca: tandatangan) kerja sama dengan petani jagung, tapi kami nggak sanggup kalau petaninya yang dirugikan. Ya harus jalan sama-sama. Ya peternaknya ya petaninya dapat subsidi. Negara tetap membeli sesuai harga pasar pada kami, lalu dikeluarkan di masyarakat dengan harga lebih rendah," pungkasnya.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads