Harga telur ayam di Kota Pahlawan melejit. Stoknya pun disebut langka di pasaran. Harga telur hari ini di pasaran rata-rata bisa mencapai Rp 32 ribu/kg dari sebelumnya hanya Rp 27 ribu/kg.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Fauzie Mustaqiem Yos membenarkan bahwa saat ini memang terjadi kenaikan harga telur di Surabaya. Ia menyebutkan kenaikannya cukup tinggi, sekitar Rp 4 ribu per kilogram.
"Sekarang telur di Surabaya sekitar Rp 31-32 ribu (per kilogram). Sebelumnya sekitar Rp 27-28 ribu/kg. Itu kenaikannya agak tinggi itu," kata Yos kepada wartawan, Kamis (25/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan pantauan detikJatim dari aplikasi Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok di Jawa Timur, lonjakan harga telur terjadi sejak 11 Agustus lalu.
Pada 10 Agustus harga rata-rata telur di pasaran Surabaya masih di kisaran Rp 26 ribu/kg. Pada 11 Agustus harganya merangkak naik rata-rata Rp 27.500/kg, baik lagi pada 12 Agustus menjadi Rp 29.200/kg. Hingga menyentuh harga rata-rata tertinggi pada 21 Agustus, yakni Rp 30.200/kg.
Tidak hanya harganya yang melambung, Yos juga mengakui bahwa saat ini komoditas telur mengalami kelangkaan. Karena itu untuk melakukan penanganan, pihaknya bekerja sama dengan sejumlah OPD dan daerah lain untuk membantu menyuplai telur ke Surabaya.
"Dari bahan pokok sekarang yang lagi naik telur. Antisipasinya kami bekerja sama dengan beberapa daerah yang terkait, yang bisa membantu menyuplai telur. Memang ada kelangkaan, itu yang kami lakukan dengan OPD lain. Daerah lain kami minta supaya tetap jalan," ujarnya.
Meski begitu, saat ini stok telur di Surabaya masih aman. Tetapi tetap meminta bantuan Dinas Pertanian dan daerah lain untuk membantu suplai telur ayam.
Ia mengatakan, langka dan mahalnya harga telur karena para pedagang di pasar tradisional itu tidak mengambil langsung ke agen telur. Tapi dari sejumlah distributor yang berbeda.
"Jadi pedagang di pasar tradisional itu mengambil stok dari distributor yang berbeda. Artinya, mereka tidak langsung mengambilnya ke agen telur," kata Yos.
Tidak hanya melakukan penanganan harga, Dinkopdag Surabaya saat ini sedang melakukan antisipasi penjualan telur dengan kualitas buruk. Yos memastikan pengecekan kualitas telur yang dijual pasar akan dilakukan.
"Antisipasinya biasanya dilakukan quality control. Kalau sudah sekian hari dibuang, tidak dipakai. Cek pasar kita tetap turun, ada satgas pangannya. Leading sektornya dari teman-teman perekonomian dan PD Pasar," pungkasnya.
(dpe/iwd)